KUMPULAN SOAL JAWAB UJI KOMPETENSI PARAMEDIK VETERINER KARANTINA HEWAN (PELAKSANA LANJUTAN - PENYELIA) 2016

Uji Kompetensi Paramedik Veteriner adalah proses pengujian dan penilaian yang dilakukan oleh Tim Penguji, untuk mengukur tingkat kompetensi Paramedik Veteriner dalam rangka memenuhi syarat pengangkatan dari jabatan lain atau kenaikan jenjang jabatan setingkat lebih tinggi Pegawai Negeri Sipil Kementerian atau Lembaga.

Berikut Ini adalah kumpulan soal jawab sebagai contoh Uji kompetensi Paramedik Veteriner Karantina Hewan untuk kenaikan jenjang jabatan dari Paramedik Veteriner Pelaksana Lanjutan ke Paramedik Veteriner Penyelia.

******


KUMPULAN SOAL JAWAB UJI KOMPETENSI PARAMEDIK VETERINER
KARANTINA HEWAN (PELAKSANA LANJUTAN - PENYELIA) 2016



I. Pilihan Ganda
Pilih salah satu jawaban yang benar a, b, c atau d.

1. Urutan pemeriksaan kesehatan terhadap hewan yang benar adalah:
a. Anamnase – Signalement – Status praesen – Klinis
b. Anamnese – Signalement – Klinis – Status praesen
c. Signalement – Anamnese – Status praesen – Klinis
d. Status praesen - Anamnase – Signalement – Klinis

Jawaban yang benar a

2. Urutan pemeriksaan kesehatan terhadap hewan yang benar adalah:
a. Anamnase – Signalement – Inspeksi – Palapasi – Auskultasi – Perkusi – Uji Klinis.
b. Anamnase – Signalement – Perkusi - Inspeksi – Palapasi – Auskultasi  – Uji Klinis.
c. Signalement – Inspeksi – Palapasi – Auskultasi – Perkusi – Anamnese - Uji Klinis.
d. Uji klinis - Anamnase – Signalement – Inspeksi – Palapasi – Auskultasi – Perkusi.

Jawaban yang benar adalah a.

3. Tindakan restrain pada hewan bertujuan sebagai berikut:
a. Untuk mempermudah pemeriksaan fisik
b. Untuk mempermudah pemberian obat
c. Untuk melakukan prosedur tertentu
d. A, B dan C benar

Jawaban yang benar d

4. Pemeriksaan eksterior fisik diatas alat angkut terhadap Sapi /kerbau dilakukan dg cara Inspeksi /melihat, membau dan mendengar keadaan umum hewan diantaranya:
a. Posisi berdiri, tidur, cara berjalan pincang?, Luka? ekspresi muka, suara suara (Keadaan tubuh hewan); Keadaan kunjungtiva dan  Ada /tidaknya leleran mulut, hidung, mata; Ada tidaknya parasit kulit, keadaan bulu kulit; Nafsu makan;Feces (bentuk, konsistensi, bau dll).
b. Reflek, gerakan telinga, gerakan ekor (kepekaan terhadap lingkungan); Posisi berdiri, tidur, cara berjalan pincang?, Luka? ekspresi muka, suara suara (Keadaan tubuh hewan); Keadaan kunjungtiva dan  Ada /tidaknya leleran mulut, hidung, mata; Ada tidaknya parasit kulit, keadaan bulu kulit; Nafsu makan;Feces (bentuk, konsistensi, bau dll).
c. Posisi berdiri, tidur, cara berjalan pincang?, Luka? ekspresi muka, suara suara (Keadaan tubuh hewan); Keadaan kunjungtiva dan  Ada /tidaknya leleran mulut, hidung, mata; Nafsu makan;Feces (bentuk, konsistensi, bau dll).
d. Posisi berdiri; ekspresi muka; Nafsu makan; Feces (bentuk, konsistensi, bau dll).

Jawaban yang benar b.

5. Selain kekurangan makan dan minum ada beberapa kondisi yang berhubungan dengan dehidrasi pada hewan diantaranya:
a. Demam, Diare.
b. Demam, Diare, Muntah.
c. Demam, Diare, Muntah, defekasi
d. Demam, Diare, Muntah, urinasi.

Jawaban yang benar b.

6. Diagnosa penting pada brucellosis :
a. Stamping out dan isolasi.
b. Serologis dan stamping out.
c. Isolasi dan serologis.
d. Isolasi tes dan slaughter.

Jawaban yang benar c.

7. Penyuntikan Obat intravena pada sapi dilakukan melalui:
a. Vena Coxygea.
b. Vena Jugularis.
c. Vena femoralis.
d. Vena saphena.

Jawaban yang benar b.

8. Pemeriksaan terhadap vaksin yang dilalulintaskan adalah dengan cara:
a. Pemeriksaan organoleptik: warna, bau, bentuk dan konsistensnya.
b. Pemeriksaan eksterior, status praesen dan klinis.
c. Pemeriksaan dokumen, pemeriksaan fisik terhadap label dan kemasan
d. Pemeriksaan kelengkapan dokumen, keabsahan dokumen, pemeriksaan kebocoran kemasan.

Jawaban yang benar c.

9. Vaksin dapat digolongkan menurut jenis mikrobanya, viabilitas, komposisi dan cara pembuatannya. Dewasa ini vaksin menurut jenis mikrobanya adalah:
a. Vaksin bacterial; Vaksin Viral;
b. Vaksin bacterial; Vaksin Viral; Vaksin Parasiter.
c. Vaksin bacterial; Vaksin Viral; Vaksin Parasiter; Vaksin mikotik.
d. Vaksin bacterial; Vaksin Viral; Vaksin Parasiter; Vaksin mikotik; Vaksin Prionik.

Jawaban yang benar adalah c

10. Jenis vaksin menurut Komposisi antigennya dan cara pembuatannya :
a. Whole vaccine; Split /sub unit vaccine; Vaksin toksoid; Vaksin Idiotipe; Vaksin Rekombinan; Vaksin DNA (Plasmid DNA Vaccines); Vaksin control; Vaksin duplo.
b. Whole vaccine; Split /sub unit vaccine; Vaksin toksoid; Vaksin Idiotipe; Vaksin Rekombinan; Vaksin DNA (Plasmid DNA Vaccines).
c. Whole vaccine; Split /sub unit vaccine; Vaksin toksoid; Vaksin Idiotipe; Vaksin Rekombinan; Vaksin DNA (Plasmid DNA Vaccines); Vaksin RNA; Vaksin boster.
d. Whole vaccine; Split /sub unit vaccine; Vaksin toksoid; Vaksin Idiotipe; Vaksin Rekombinan

Jawaban yang benar adalah b.

11. Pada vaksin sebagai bahan biologik yang diimpor, Pemeriksaan fisik yang dilkukan adalah pemeriksaan label dan kemasannya, bagaimana cara pemeriksaan label pada vaksin?
a. Periksa dan cocokkan label pada kemasan dengan yang tertera pada dokumen diantaranya: Jenis dan nama vaksin; nama produsen, tangal produksi; ekspirasi date (tanggal kadaluarsa), bacth number, volume /Jumlah (kg).
b. Periksa dan cocokkan label pada kemasan dengan yang tertera pada dokumen diantaranya: Jenis dan nama vaksin; nama produsen, tangal produksi; ekspirasi date (tanggal kadaluarsa), bacth number, volume /Jumlah (kg).
c. Periksa dan cocokkan label pada kemasan dengan yang tertera pada dokumen diantaranya: Jenis dan nama vaksin; nama produsen, tangal produksi; ekspirasi date (tanggal kadaluarsa), bacth number, volume /Jumlah (kg).
d. Periksa dan cocokkan label pada kemasan dengan yang tertera pada dokumen diantaranya: Jenis dan nama vaksin; nama produsen, tangal produksi; ekspirasi date (tanggal kadaluarsa), bacth number, volume /Jumlah (kg).
                       
Jawaban yang benar b.

12. Anthravak dan Anthravet adalah vaksin penyakit anthrax aktif, bentuk sediaan cair. Vaksin tersebut untuk pencegahan penyakit antrax pada sapi, kerbau, kuda, domba, kambing dan babi. Vaksin ini diaplikasikan melalui rute:
a. Pemberian dengan cara penyuntikan injeksi intra muscular (IM), dosis 1 ml (sapi, kerbau, kuda), 0,5 ml (domba, kambing, babi).
b. Pemberian dengan cara penyuntikan injeksi intra vena (IV), dosis 1 ml (sapi, kerbau, kuda), 0,5 ml (domba, kambing, babi).
c. Pemberian dengan cara penyuntikan injeksi sub cutan (SC), dosis 1 ml (sapi, kerbau, kuda), 0,5 ml (domba, kambing, babi).
d. Pemberian dengan cara penyuntikan injeksi intra cutan (IC), dosis 1 ml (sapi, kerbau, kuda), 0,5 ml (domba, kambing, babi).

Jawaban yang benar c.

13. Sebutkan teknik aplikasi vaksinasi pada hewan secara umum:
a. Melaui air minum
b. Tetes mata /hidung /mulut /Spray
c. Injeksi /suntikan
d. a, b, c benar

Jawaban yang benar d

14. Material berikut yang termasuk Benda lain adalah:
a. Bahan Biologik: vaksin
b. Bahan Diagnostik: reagen
c. Obat Hewan
d. a,b dan c benar

Jawaban yang benar d

15. Kematian mendadak, dan adanya perdarahan di lubang kumlah merupakan gejala klinis dari penyakit:
a. Penyakit Anthrax (Radang Limpa)
b. Penyakit Ngorok /SE (Septicaema Epizootica)
c. Penyakit TBC (Tubercullosis)
d. Penyakit Mulut & Kuku (Foot & Mouth Disease)

Jawaban yang benar a

16. Urutan pemeriksaan patologi pada bedah bangkai (Nekropsi) sapi, kuda, maupun hewan lainnya adalah:
a. Inspeksi – palpasi – insisi.
b. Inspeksi – palpasi – auskultasi, insisi.
c. Inspeksi – insisi.
d. Inspeksi – palpasi – insisi – maturase.

Jawaban yang benar a.

17. Pada saat akan melakukan bedah Bangkai (nekropsi) pada sapi Limfoglandula yang wajib diperiksa  adalah:
a. Lgl. Submaxillaris
b. Lgl. Mandibularis.
c. Lgl. Mamaria.
d. Lgl. Suprascapularis.

Jawaban yang benar d.

18. Tujuan pengikatan usus dan lambung pada saat bedah bangkai (nekropsi) adalah untuk:
a. Mencegah pengeluaran isi usus dan lambung.
b. Mencegah penularan.
c. Mencegah bleeding.
d. Mencegah proses glikolisis.

Jawaban yang benar a.

19. Organ yang mengalami perubahan paling hebat pada penyakit antrak melalui pencernaan :
a. Otak
b. Hati
c. Ginjal
d. Limpa

Jawaban yang benar d.

20. Iodium adalah desinfektansia yang sangat kuat namun pengunaannya untuk desinfeksi alat atau kandang yang terbuat dari metal perlu dipikirkan efek sampingnya, yaitu:
a. Memberi bekas warna kuning kecoklatan.
b. Berikatan dengan metal dan menghasilkan gas yang beracun
c. Bersifat korosif.
d. Menimbulkan sesak nafas.

Jawaban yang benar c.

21. desinfektansia yang ideal adalah:
a. Cepat bekerja, Bersifat mikrobisid, Toksisitasnya rendah, Baunya tidak merangsang, Tidak korosif.
b. Cepat bekerja dan mikrobisid
c. Harganya murah
d. Cepat bekerja, Bersifat mikrobisid, Toksisitasnya rendah, harganya murah, tersedia ditoko, disenangi masyarakat.

Jawaban yang benar a

22. Faktor yang mempengaruhi daya kerja desinfektansia adalah:
a. Jenis desinfektasianya, Konsentrasi, Lama waktu eksposure, pH, Zat pelarut, Terdapatnya zat-zat organis (Lemak, sabun, protein, darah, nanah dan sebagainya), perusahaan sebagai produsen.
b. Jenis desinfektasianya, Konsentrasi, Lama waktu eksposure, pH, Zat pelarut.
c. Jenis desinfektasianya, Konsentrasi, Lama waktu eksposure, pH, Zat pelarut, Terdapatnya zat-zat organis (Lemak, sabun, protein, darah, nanah dan sebagainya).
d. Jenis desinfektasianya, Konsentrasi, Lama waktu eksposure, pH.

Jawaban yang benar c.

23.  Termasuk kelompok atau golongan desinfektansia diantaranya adalah:
a. Zat-zat long akting: sparfloksasin, trovafloksasin dll
b. Derivat imidazol: Mikonazol, ketonazol, klortrimazol, bifonazol dll.
c. Derivat triazol: Flukonazol, itrakonazol, terkonazol dll.
d. Senyawa Halogen: Povidon-iod, iodoform, Ca-hipoclorit dll.

Jawaban yang benar d

24. Penyebab penyakit sapi gila adalah
a. Bakteri
b. Virus
c. Prion protein
d. Fungi

Jawaban yang benar c

25. Pulau karantina merupakan suatu pulau dengan pengamanan maksimum, setelah kemerdekaan RI pulau karantina secara jelas diatur dalam:
a. UU No. 16 tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan, Dan Tumbuhan.
b. UU No. 18 tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan
c. UU No. 41 tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang Undang No 18 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan,
d. UU No. 1 Tahun 1962 tentang karantina laut, dan UU No 2 Tahun 1962 tentang Karantina Udara.

Jawababn yang benar c


 II. Soal Essay /Wawancara
Jawablah Pertanyaan berikut dengan benar

1. Sebutkan gejala klinis hewan penderita Septicahemia Epizootica ?

Jawaban:
-Demam.
-Leleran mulut - hidung.
-Bengkak didaerah kepala, leher, leher bagiab bawah dan dada.
-Terdengar suara ngorok.
-Kematian mendadak.
-Lesi patologis: Perdarahan luas, edema, dan hiperemi, dengan sepsis berat. Pembengkakan kepala, leher, dan pangkal leher bawah. Pembesaran serupa juga dapat ditemukan di daerah otot. Pendarahan petekie subserosa dapat terjadi di seluruh tubuh, rongga dada dan perut sering mengandung cairan warna darah. Pneumonia atau gastroenteritis sesekali terjadi

2. Sebutkan gejala klinis ayam penderita HPAI

Jawab:
1. Depresi berat, lesu, tidak ada nafsu makan; 2. Penurunan drastis produksi telur; 3. Edema pada wajah dengan bengkak dan sianosis pada jengger dan pial; 4. hemoragi petekie pada permukaan membran internal; 5. Kematian mendadak

3. Sebutkan lesi patologis pada ayam penderita HPAI

Jawab:
1. Lesi mungkin tidak terlihat pada kasus kematian mendadak; 2. Kongesti parah daerah otot; 3. Dehidrasi; 4. Edema subkutan kepala dan leher; 5. Hidung dan mulut penuh sumbatan sekresi; 6. Kongesti parah dari konjungtiva, kadang-kadang terlihat petekie; 7. Eksudat lendir berlebihan dalam lumen trakea, atau radang tenggorokan dengan hemoragi yang parah; 8. Petekie di bagian dada, pada serosa dan lemak perut, permukaan serosa dan dalam rongga tubuh; 9. Kongesti parah pada ginjal, kadang-kadang dengan disposits urat di tubulus 10. Hemoragi dan degenerasi ovarium; 11. Hemoragi pada permukaan mukosa proventrikulus, terutama di persimpangan dengan ampela; 12. Hemoragi dan erosi pada lapisan ampela; 13. Foci Hemoragi pada jaringan limfoid di mukosa usus.

4. Sebutkan dan jelaskan 4 (empat) tipe pemberian (rute) obat secara parenteral!

Jawab:
-Subcutan (SC), injeksi kedalam jaringan tepat dibawah lapisan dermis kulit;
-Intradermal (ID), injeksi kedalam dermis (kulit hewan) tepat dibawah epidermis;
-Intramuskular (IM), injeksi kedalam daging /otot hewan;
-Intravena (IV), suntikan kedalam vena.

5. Apakah asas yang dianut di dalam Undang Undang No 16 Tahun 1992 Tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan?

Jawab:
Undang Undang No 16 Tahun 1992 Tentang Karantina hewan, ikan, dan tumbuhan berasaskan kelestarian sumber daya alam hayati hewan, ikan, dan tumbuhan.

6. Apakah tujuan adanya Undang Undang No 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan?

Jawab:
Undang Undang No 16 Tahun 1992 tentang Karantina hewan, ikan, dan tumbuhan bertujuan :
a. mencegah masuknya hama dan penyakit hewan karantina, hama dan penyakit ikan karantina, dan organisme pengganggu tumbuhan karantina dari luar negeri ke dalam wilayah negara Republik Indonesia;
b. mencegah tersebarnya hama dan penyakit hewan karantina, hama dan penyakit ikan karantina, dan organisme pengganggu tumbuhan karantina dari satu area ke area lain di dalam wilayah negara Republik Indonesia;
c. mencegah keluarnya hama dan penyakit hewan karantina dari wilayah negara Republik Indonesia;
d. mencegah keluarnya hama dan penyakit ikan dan organisme pengganggu tumbuhan tertentu dari wilayah negara Republik Indonesia apabila negara tujuan menghendakinya.

7. Tindakan karantina meliputi (1)  Pemeriksaan (2)  Pengasingan (3)  Pengamatan (4)  Perlakuan (5)  Penahanan (6)  Penolakan (7)  Pemusnahan (8)  Pembebasan, Apakah tujuan Tindakan Karantina Pemeriksaan menurut Ayat 1 Pasal 11 UU No. 16 Tahun 1992?

Jawab:
Tujuannya adalah untuk:
a. Mengetahui kelengkapan dan kebenaran isi dokumen, serta untuk
b. Mendeteksi hama dan penyakit hewan karantina, hama dan penyakit ikan karantina, atau organisme pengganggu tumbuhan karantina.

8. Bagaimana Metode Pemeriksaan Fisik terhadap Media Pembawa HPHK sesuai Ayat 2 dan 4 Pasal 9 PP No. 82 Tahun 2000 ?

Jawab:
Metode Pemeriksaan Fisik terhadap MPHPHK adalah:
a. Pemeriksaan klinis pada hewan; atau
Pemeriksaan kemurnian atau keutuhan secara organoleptik pada bahan asal hewan, hasil bahan asal hewan dan benda lain.
b. Jika pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) belum dapat dikukuhkan diagnosanya, maka dokter hewan karantina dapat melanjutkan dengan pemeriksaan laboratorium, patologi, uji biologis, uji diagnostika, atau teknik dan metoda pemeriksaan lainnya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan teknologi.

9. Kapan waktu untuk melakukan tindakan karantina Pemeriksaan dan sebutkan dasar hukumnya

Jawab:
Sesuai Ayat 3 Pasal 9 PP 82 tahun 2000 Pemeriksaan Kesehatan dan Pemeriksaan Sanitasi Media Pembawa HPHK dilakukan pada siang hari kecuali dalam keadaan tertentu menurut pertimbangan dokter hewan karantina dapat dilaksanakan pada malam hari.

10. Dimanakah tempat untuk melakukan Tindakan Karantina menurut Ayat 1 dan 2 Pasal 20 UU No 16 tahun 1992?

Jawab:
Tempat melakukan Tindakan Karantina adalah:
a. di tempat pemasukan dan/atau pengeluaran, baik di dalam maupun di luar instalasi karantina.
b. Dalam hal-hal tertentu, tindakan karantina sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dapat dilakukan di luar tempat pemasukan dan/atau pengeluaran, baik di dalam maupun di luar instalasi karantina.
c. Tindakan karantina di tempat pemasukan dan/atau pengeluaran di luar instalasi karantina dilakukan antara lain di kandang, gudang atau tempat penyimpanan barang pemilik, alat angkut, kade yang letaknya di dalam daerah pelabuhan laut, pelabuhan sungai, pelabuhan penyeberangan, bandar udara, kantor pos, dan pos perbatasan dengan negara lain.

11. Apakah tujuan pengasingan sesuai Pasal 12 UU No. 16 th 1992 dan Ayat 1 Pasal 10 PP No. 82 th 2000?
Jawab:
Tujuan dilakukan Tindakan pengasingan adalah untuk:
a. Diadakan Pengamatan, untuk Mendeteksi lebih lanjut terhadap hama dan penyakit hewan karantina karena sifatnya memerlukan waktu lama, sarana, dan kondisi khusus). (Pasal 12, UU No. 16 th 1992)
b. Diadakan pengamatan, pemeriksaan dan perlakuan untuk Mencegah kemungkinan  Penularan HPHK. (Ayat 1 Pasal 10 PP No. 82 th 2000).

12. Menurut peraturan dan perundangan dimanakah tempat dilakukan pengasingan untuk Pengamatan?

Jawab:
Tempat dilakukan pengasingan untuk Pengamatan:
- Menurut UU No. 16 th 1992 adalah:
a. di tempat pemasukan dan/atau pengeluaran, baik di dalam maupun di luar instalasi karantina.
b. Dalam hal-hal tertentu, tindakan karantina sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dapat dilakukan di luar tempat pemasukan dan/atau pengeluaran, baik di dalam maupun di luar instalasi karantina. Ayat 1 dan 2, Pasal 20 UU No. 16 th 1992

Penjelasan: Tindakan karantina di tempat pemasukan dan/atau pengeluaran di luar instalasi karantina dilakukan antara lain di kandang, gudang atau tempat penyimpanan barang pemilik, alat angkut, kade yang letaknya di dalam daerah pelabuhan laut, pelabuhan sungai, pelabuhan penyeberangan, bandar udara, kantor pos, dan pos perbatasan dengan negara lain.

- Menurut PP No. 82 Th 2000 adalah:
a. Pemasukan dari luar negeri dilakukan pengamatan di Instalasi Karantina pada tempat atau area pemasukan. Pasal 11 ayat 5 poin a PP No. 82 Th 2000
b. Untuk antar area diutamakan dilakukan pengamatan pada area pengeluaran. Pasal 11 ayat 5 poin b PP No. 82 Th 2000
c. Untuk pengeluaran keluar negeri pengamatan disesuaikan debngan permintaan negara tujuan. Pasal 11 ayat 5 poin c PP No. 82 Th 2000
d. Jika media pembawa harus menjalani tindakan karantina secara intensif maka pemeriksaan kesehatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dilakukan di instalasi karantina. Pasal 40 ayat 2 PP No. 82 Th 2000.

13. Apakah sebab atau alasan dilakukan Tindakan Perlakuan menurut UU No. 16 th 1992?

Jawab:
Tindakan Perlakuan di berikan apabila setelah dilakukan pemeriksaan ternyata:
a. Media Pembawa HPHK tertular HPHK.
b. Media Pembawa HPHK diduga tertular HPHK. (Ayat 2 Pasal 13             UU No 16 Th 1992)

14. Menurut PP No 82 Th 2000, Untuk dapat dilakukan Tindakan Perlakuan terhadap Media Pembawa ada persyaratan yang harus di penuhi, apakah itu?

Jawab:
Perlakuan hanya dapat dilakukan setelah setelah Media Pembawa terlebih dahulu diperiksa secara fisik dan dinilai:
a. Tidak mengganggu pengamatan, dan
b. Tidak mengganggu pemeriksaan selanjutnya. (Pasal 12 PP No 82 Th 2000)

15. Menurut peraturan dan perundangan dimanakah lokasi dilakukan Tindakan Perlakuan?

Jawab:
Menurut pasal 15 dan 20 UU No. 16 Th 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan.
Lokasi /tempat dilakukannya Perlakuan adalah:
a. Di atas alat angkut.
b. Di Tempat Pemasukan /Tempat Pengeluaran (Pelabuhan), baik di dalam maupun di luar Instalasi karantina.
c. Dalam hal tertentu dapat dilakukan di luar Tempat Pemasukan /Tempat Pengeluaran (Pelabuhan), baik di dalam maupun di luar Instalasi.

16. Apakah arti /definisi Tindakan Perlakuan menurut penjelasan pasal 10 huruf (d) UU no 16 tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan?

Jawab:
Perlakuan merupakan tindakan membebaskan atau menyucihamakan media pembawa dari hama dan penyakit hewan, hama dan penyakit ikan, atau organisme pengganggu tumbuhan, yang dilakukan dengan cara  fisik, kimia, biologi, dan lain-lain.

17. Apakah arti /definisi Tindakan Perlakuan menurut pasal 12 PP No. 82 Th 2000 tentang karantina Hewan:

Jawab:
Perlakuan merupakan tindakan untuk membebaskan dan menyucihamakan MPHPHK dari HPHK, atau tindakan lain yang bersifat preventif, kuratif, dan promotif.

18. Apakah yang dimaksud dengan Pensucihamaan menurur penjelasan pada angka 21 Pasal 1 PP No. 82 Th 2000?

Jawab:
Pensucihamaan adalah tindakan membersihkan dari hama penyakit seperti antara lain desinfeksi, desinsektisasi, dan fumigasi.

19. Apakah yang dimaksud dengan desinfeksi, desinsektisasi, dan fumigasi menurut penjelasan PP No. 82 Tahun 2000?

Jawab:
a. Desinfeksi adalah Upaya yang dilakukan untuk membebaskan media pembawa dari jasad renik secara fisik atau kimia, antara lain seperti pemberian desinfektan, alkohol, NaOH, dll (Menurut PP No. 82 Thn 2000 Pejls Psl 1 angka 21).
b. Desinsektisasi adalah Upaya yang dilakukan untuk membebaskan media pembawa dari hama insekta, antara lain seperti pemberian insektisida, DDT dll. (Pengertian menurut PP No. 82 Tahun 2000 Penjelasan Pasal 1 angka 21).
c. Fumigasi adalah upaya yang dilakukan untuk membebaskan media pembawa dari jasad renik dengan cara pemberian uap fumigan, antara lain seperti KMn O4 dll. (Pengertian menurut PP No. 82 Tahun 2000 Penjelasan Pasal 1 angka 21).

20. Menurut ayat 1 pasal 16 UU No. 16 Tahun 1992, Dalam keadaan yang bagaimana terhadap media pembawa hama dan penyakit hewan karantina, yang dimasukkan ke dalam atau dimasukkan dari satu area ke area lain di dalam wilayah negara Republik Indonesia dilakukan pemusnahan

Jawab:
Terhadap media pembawa hama dan penyakit hewan karantina, yang dimasukkan ke dalam atau dimasukkan dari satu area ke area lain di dalam wilayah negara Republik Indonesia dilakukan pemusnahan apabila ternyata :
a. setelah media pembawa tersebut diturunkan dari alat angkut dan dilakukan pemeriksaan, tertular hama dan penyakit hewan karantina tertentu yang ditetapkan oleh Pemerintah, atau busuk, atau rusak, atau merupakan jenis-jenis yang dilarang pemasukannya atau
b. setelah dilakukan penolakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15, media pembawa yang bersangkutan tidak segera dibawa ke luar dari wilayah negara Republik Indonesia atau dari area tujuan oleh pemiliknya dalam batas waktu yang ditetapkan, atau
c. setelah dilakukan pengamatan dalam pengasingan, tertular hama dan penyakit hewan karantina, atau hama dan penyakit ikan karantina, atau tidak bebas dari organisme pengganggu tumbuhan karantina tertentu yang ditetapkan oleh Pemerintah, atau
d. setelah media pembawa tersebut diturunkan dari alat angkut dan diberi perlakuan, tidak dapat disembuhkan, dan/atau disucihamakan dari hama dan penyakit hewan karantina, atau hama dan penyakit ikan karantina, atau tidak dapat dibebaskan dari organisme pengganggu tumbuhan karantina.

21. Apakah menurut  peraturan yang berlaku tindakan karantina perlakuan, penahanan, penolakan, pemusnahan dan pembebasan terhadap Media pembawa (BAH, HBAH dan Benda lain) yang dimasukkan ke dalam atau dimasukkan dari satu area ke area lain di dalam wilayah negara Republik Indonesia dapat dilakukan pada seluruh atau sebagian saja?

Jawab:
Sesuai dengan Ayat 2 Pasal 33 PP No. 82 Tahun 2000:
Tindakan perlakuan, penahanan, penolakan, pemusnahan dan pembebasan terhadap Media pembawa (BAH, HBAH dan Benda lain) yang dimasukkan ke dalam atau dimasukkan dari satu area ke area lain di dalam wilayah negara Republik Indonesia menurut pertimbangan dokter hewan karantina (atas dasar pertimbangan ilmiah) dapat dilakukan terhadap seluruh atau sebagian saja dari media pembawa dimaksud.

22. Menurut Perraturan, bagaimanakah Tindakan karatina terhadap barang yang berada dalam status sebagai barang yang ditahan?

Jawab:
Menurut Pasal 66 PP No 82 Tahun 2000 tentang Karantuina Hewan:
a. Petugas karantina hewan berwenang melaksanakan tindakan karantina terhadap media pembawa yang berstatus sebagai barang yang ditahan atau barang bukti dalam suatu perkara peradilan, sebelum diserahkan kepada pejabat atau instansi yang berwenang untuk mencegah menyebarnya hama penyakit hewan karantina.
b. Dalam hal tindakan karantina sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berupa tindakan pemusnahan, maka berita acara pemusnahan dapat dijadikan sebagai barang bukti oleh pejabat atau instansi yang berwenang.

23. Sesuai Peraturan, wewenang apa saja yang dimiliki oleh Petugas karantina dalam menjalankan tugasnya?

Jawab:
Sesuai Ayat 1 dan 2 Pasal 90 PP 82 th 2000 Dalam melakukan Tindakan Karantina Petugas Karantina berwenang:
a. Memasuki dan memeriksa alat angkut, gudang, kade, apron, R keberangkatan, R kedatangan penumpang ditempat pemasukan dan pengeluaran tuk mengetahui adanya media pembawa yang dilalu-lintaskan.
b. Melarang orang memasuki instalasi /alat angkut serta tempat-tempat yg sedang dilaksanakan tindakan karantina.
c. Melarang orang yang menurunkan /memindahkan media pembawa dalam tindakan karantina dalam alat angkut.
d. Melarang orang memelihara, menyembelih, atau membunuh hewan ditempat pemasukan – pengeluaran atau IKH kecuali atas persetujuan dokter hewan karantina.
E. Melarang orang menurunkan atau membuang bangkai atau sisa pakan, sampah atau bahan yang pernah berhubungan dengan hewan dari alat angkut.
f. Menetapkan cara perawatan dan pemeliharaan media pembawa  yang sedang dalam TKH.
g. Berwenang dalam Bidang Kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner di atas alat angkut, instalasi karantina, tempat-tempat di lingkungan wilayah tempat pemasukan dan pengeluaran.

24. Jelaskan cara aplikasi fumigasi!

Jawaban:
a. Tehnik aplikasi fumigasi adalah dengan menghitung berapa volume ruangan yang akan difumigasi dengan jumlah keperluan dari bahan fumigasinya,
b. tutup ruangan rapat setelah bahan fumigan dicampur pada tempat khusus sesuai dengan ukurannya, tempatkan pada tengah ruangan yang difumigasi.
c. Gunakan alat keselamatan kerja untuk petugas berupa masker, topi, sarung tangan karet, sepatu lars karet, dan lat-alat tambahan lain apabila diperlukan.

25. Pak Junaidi pedagang sapi, mengumpulkan sapi jenis Bali dari Banyuwangi  yang akan dikirimkannya ke Jakarta melalui jalur /jalan darat.  
Apakah pak Junaidi harus melaporkan hewan yang dilalulintaskannya tersebut kepada karantina?

Jawaban:
Pak Junaidi tidak perlu melaporkan sapi yang akan dikirim ke Jakarta kepada petugas karantina, sebab lalu lintas Hewan tersebut melalui jalur darat yang menjadi tugas dan tanggung jawab dinas yang membidangi kesehatan hewan tingkat kabupaten.


Disusun Oleh drh Giyono Trisnadi

******

PENTING UNTUK PETERNAKAN: