MANAJEMEN LABORATORIUM DIAGNOSTIK VETERINER

Pengelolaan laboratorium harus memberi jaminan kwalitas, dan memenuhi persyaratan peraturan nasional serta internasional yang mengatur operasional laboratorium diagnostik. Makalah berikut adalah hasil terjemahan drh. Sri Yusnowati  Medik Veteriner Madya, Fungsional Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani, Badan Karantina Pertanian.


******


MANAJEMEN
LABORATORIUM DIAGNOSTIK VETERINER
(TERJEMAHAN)

Oleh:
SRI YUSNOWATI


(Naskah Asli: Management Of Veterinary Diagnostic Laboratories. Section 1.1 Introductory Chapters. Chapter 1.1.0. NB: Version adopted by the World Assembly of Delegates of the OIE in May 2015. OIE Terrestrial Manual 2015)

NB: Versi yang diambil oleh Delegasi OIE Majelis Legislatif Dunia pada bulan Mei 2015. Bagian 1.1. BAB Pendahuluan. BAB 1.1.0


PENDAHULUAN
           
Layanan laboratorium yang handal dapat diberikan apabila tersedia fasilitas yang khusus dibangun dan dikelola dengan tepat yang akan memberikan lingkungan operasional dimana ada interaksi kompleks antara staf yang berkualitas, infrastruktur dan metode ilmiah yang dapat dikoordinasikan untuk memberikan keluaran yang khusus secara aman dan konsisten.  Bagian ini menggambarkan komponen manajemen dan tata kelola dari laboratorium veteriner yang diperlukan untuk memberikan layanan diagnostik yang efektif, menyoroti elemen kritis yang seharusnya menjadi  persyaratan minimal.  Pada bab berikutnya menetapkan standar yang lebih khusus untuk mengelola risiko biologik yang berhubungan dengan sarana laboratorium dan untuk berbagai aspek yang harus ditangani untuk memastikan kepercayaan atas hasil uji laboratorium.

Prasyarat penting untuk manajemen laboratorium yang efektif adalah pemahaman yang jelas atas keluaran yang dibutuhkan dengan mengelola secara jurisdiksi.  Pemerintah nasional harus mendukung sistem laboratorium dengan mengembangkan suatu kebijakan laboratorium secara nasional berdasarkan atas definisi kategori hasil uji laboratorium yang diperlukan untuk penerapan kebijakan kesehatan hewan secara nasional yang efektif, termasuk uji-uji yang mendukung perdagangan internasional.  Beberapa kejelasan terkait persyaratan kesehatan hewan nasional untuk layanan laboratorium akan memandu pembentukan perencanaan strategis nasional untuk memberikan layanan ini.  Sebuah pernyataan yang jelas dari harapan atas layanan laboratorium akan menuntun pengaturan sumber dan tata kelola.

Hal lebih lanjut atas pertimbangan ini, bab ini mengkhususkan pada komponen pengelolaan layanan diagnostik dan pengiriman layanannya termasuk layanan dukungan kunci yang dianggap penting. Selain dalam bab ini berisi mengenai pembuatan ketentuan untuk aspek teknis dan ilmiah dari kegiatan laboratorium, juga sistem pengelolaan laboratorium harus mengatasi pengelolaan biorisikp dan jaminan kualitas.  Pengelolaan laboratorium juga harus memahami dan memenuhi persyaratan peraturan nasional serta internasional yang mengatur operasional laboratorium diagnostik.  Keluaran dari laboratorium veteriner harus berdasarkan atas keilmiahan, dan mekanisme harus berada pada tempat yang akan mencegah praktek korupsi dan pengaruh politik yang tidak benar.

A. PERTIMBANGAN UMUM

1. Pendahuluan
Laboratorium memenuhi suatu peran penting dalam memberikan layanan veteriner. Tanpa adanya pasokan data dan informasi oleh laboratorium veteriner yang mendeteksi penyakit hewan, tindakan pencegahan dan pengendalian akan menjadi lemah (Edwards & Jeggo, 2012).
Bab. 1.1.5. Prinsip-prinsip dan metode validasi dari pengujian diagnostik untuk penyakit infeksius berisi daftar peruntukkan pelaksanaan pengujian laboratorium yang biasa digunakan, termasuk unjuk kerja yang bebas dari infeksi dalam populasi hewan yang ditentukan, sertifikasi atas bebas infeksi pada hewan secara individual atau produk hewan yang diperuntukkan diperdagangkan, kontribusi atas penghilangan infeksi pada populasi tertentu, konfirmasi atas diagnosa dari tersangka atau kasus klinis, perkiraan atas prevalensi infeksi atau paparan untuk memfasilitasi analisa risiko, dan penetapan status kekebalan dari hewan secara individu ataupun dalam populasi.

Peranan ini dapat diberikan oleh pemerintah (laboratorium sektor masyarakat), oleh industri (laboratorium sektor swasta), oleh perguruan tinggi (laboratorium perguruan tinggi) atau oleh organisasi luar.  Kombinasi dari pemberi peran dalam suatu matriks layanan yang kompleks membuat tantangan dalam pengelolaan dan pengharapan atas layanan.

Tata kelola laboratorium veteriner sektor masyarakat bervariasi di setiap negara tergantung pada proses sektor masyarakatnya.  Bab ini membuat prinsip-prinsip umum dari tata kelola dan manajemen laboratorium veteriner yang harusnya akan memastikan bahwa layanan veteriner memiliki akses yang handal, layanan laboratorium yang mampu dipercaya, data dan nasehat yang handal.  Kerangka kerja tata kelola harus memastikan pemberian layanan yang baik dan efektif yang secara politik dapat akuntabel, transparan, etis, jauh ke depan dan adil bagi staf maupun pelanggan.

2. Akuntabilitas dan Pengawasan
Laboratorium veteriner bertanggungjawab atas akuntabilitas berbagai isu yang tidak terkait dengan layanan diagnostik dasar. Isu-isunya mencakup kesehatan dan keselamatan, biosekuriti, kesejahteraan hewan dan etika, pencemaran lingkungan, manipulasi genetik dan jaminan kualitas.  Sangat penting jika proses ditetapkan untuk mengelola dan melaporkan isu-isu tersebut dan bahwa staf individu bertanggung jawab atas tanggungjawab yang dibebankan kepada mereka.  Sebagai bagian dari proses, sangat kritis untuk mengenali dan mengelola implikasi sumber daya, sebagaimana kegagalan yang terjadi dalam menyampaikan akuntabilitas yang dapat membawa layanan laboratorium ke dalam buruknya dan berkurangnya kredibilitas layanan kesehatan hewan nasional.

Harus ada proses yang efektif dan dikomunikasikan dengan jelas dengan mana manajemen laboratorium yang dinilai dan bertanggung jawab atas pemberian semua aspek pelayanan dan akuntabilitas.  Proses yang dikomunikasikan mungkin dapat melalui suatu badan yang secara resmi dibentuk untuk mengelola laboratorium veteriner atau melalui garis manajemen dari layanan veteriner atau bagian lain dari pemerintahan yang berkualitas mengelolanya.  Pada waktu suatu dewan pengelola ditunjuk, maka seorang ketua yang independen harus dipilih yang memahami lingkungan politik dan ilmiah dimana laboratorium menjalankan operasionalnya.  Dewan Pengelola harus memberi masukan /nasehat kepada direktur1) /kepala laboratorium untuk tidak hanya harus memenuhi harapan pelanggan dan pemilik laboratorium juga harus mewakili kepentingan laboratorium dengan memastikan bahwa pelanggan dan pemilik mempunyai pengharapan yang realistik atas kemampuan laboratorium. 

Apapun struktur pemerintahannya, tanggung jawab pemerintahlah untuk memastikan bahwa manajer laboratorium dan staf ahli ilmiah dari laboratorium dapat melaksanakan operasional laboratoriumnya dalam lingkungan yang secara ilmiah baik dan bebas dari pengaruh politik yang tidak benar. Harus dikondisikan suatu toleransi-zero terhadap korupsi di berbagai tingkatan.

Suatu laboratorium harus mengembangkan rencana strategis jangka menengah dan rencana bisnis yang lebih rinci di tahun mendatang, mencakup pembiayaan dan sumber daya yang disebarkan ke berbagai kegiatan.  Direktur /kepala laboratorium harus bertanggung jawab untuk menyajikan rencana-rencana ini kepada Dewan Pengelola atau manajemen di Departemen untuk mendapat persetujuan formalnya. Laboratorium juga harus mempersiapkan laporan tahunan untuk mendapat persetujuan melalui proses pengawasan yang dibentuk.

Dewan Pengelola tidak harus terlibat dengan pelaksanaan operasional manajemen laboratorium, yang harus tetap secara tegas pelaksanaan operasional berada di tangan direktur /kepala dan tim manajemen.

Penting untuk meninjau secara reguler tujuan laboratorium secara keseluruhan dan menyetujui pemberian layanan terhadap pemerintahan untuk memastikan transparansi dalam memenuhi harapan yang dicanangkan.  Staf harus menyimpan informasi mengenai layanan-layanan, memahami prioritas dan tidak merasa terlalu terancam oleh kebutuhan dengan adanya kepastian keuangan bagi laboratorium yang aman.  Mungkin ada tekanan yang bersaing terkait dengan kegiatan yang memerlukan pengerjaan, dan direktur/kepala laboratorium harus memberikan kepemimpinan secara berkesinambungan dan membimbing staf atas masalah ini.

3. Manajemen Eksekutif
Penting kegiatan operasional dalam laboratorium ini diberikan judul yang tepat dan di bawah kewenangan seseorang, misalnya direktur atau kepala eksekutif.  Direktur (atau yang setara) harus akunabel secara penuh untuk keluarnya output laboratorium dan untuk penyebaran sumberdaya dalam institusi.  Karena peran utama dari laboratorium adalah untuk mendiagnosa penyakit hewan dan terkait program pengendalian penyakit, maka yang menjadi direktur idealnya harus seorang dokter hewan yang cakap dan juga memiliki pengalaman bekerja di lingkup laboratorium.  Apabila direktur laboratorium tidak memiliki kecakapan sebagai dokter hewan, deputy yang senior harus ditunjuk dan berperan sebagai pimpinan laboratorium yang dokter hewan. 

Kunci atribut dari pimpinan laboratorium adalah memiliki pemahaman pelaksanaan operasional pekerjaan laboratorium, yang sepenuhnya menyadari persyaratan pengguna akhir sehingga output yang dihasilkan relevan, dapat dipercaya dan tepat waktu serta untuk menunjukkan mutu kepemimpinannya yang akan memotivasi staf laboratorium untuk memberikan yang terbaik.

Pimpinan laboratorium harus didukung oleh tim manajemen senior yang anggota timnya akan memimpin aspek khusus dari pekerjaan laboratorium.  Jumlah anggota tim, dan ruang lingkup tanggung jawab individunya, akan tergantung pada besarnya laboratorium, tapi akan secara khas terlibat sebagai pemimpin dari bidang disiplin ilmiah yang berbeda (misal patologi, bakteriologi, virologi) sebagaimana pimpinan yang bersifat bisnis dengan keahlian dalam bidang sumberdaya manusia (HR), keuangan, pengadaan barang /jasa, ilmu teknik, teknologi informasi (TI) dan komunikasi.  Paling tidak satu orang dari tim senior tersebut harus diangkat menjadi pimpinan deputy, dimana deputy tersebut akan bekerja dekat dengan direktur dan mendukung kebijakan direktur dan menyelesaikan tanggung direktur apabila direktur sedang absen (tidak berada di tempat).

4. Infrastruktur
Laboratorium merupakan fasilitas sangat khusus dengan persyaratan yang sangat khusus dalam kaitannya dengan bangunan, layanan dan lingkungan operasional.  Walaupun beberapa laboratorium yang lebih kecil dapat melaksanakan operasionalnya dalam suatu bangunan yang dimaksudkan untuk kegiatan umumnya kantor,  sangat direkomendasikan jika laboratorium veteriner dibuat dengan tujuan dibangun secara unit, dirancang dengan mempertimbangkan masukan dari staf ahli ilmiawan, bersama dengan arsitek, ahli lingkungan, nasehat terkait tujuan keselamatan dan masukan dari anggota tim lainnya.  Struktur dan fungsi laboratorium harus mentaati semua peraturan nasional yang relevan dan standard internasional, seperti peraturan terkait biocontenmen, biosafety dan pengaruh lingkungan. Isu-isu lokal harus juga diperhitungkan, misalnya kemungkinan kondisi ekstrim (suhu yang rendah atau terlalu tinggi, gempa bumi, badai, banjir) dan debit air yang dapat diandalkan dan pasokan listrik.

Pejabat nasional yang berwenang harus menyadari bahwa laboratorium, ketika sangat mahal untuk dibangun, sama mahal biaya operasional dan biaya pemeliharaannya. Hal ini mutlak penting untuk mengalokasikan anggaran yang cukup untuk biaya operasional setiap tahunnya (lihat bagian mengenai keuangan di bawah ini). Faktor-faktor yang mendukung termasuk kebutuhan data dukung dari teknologi informasi (termasuk pemeriksaan di masa depan), biaya tidak terduga dan pengelolaan limbah. 

5. Sumber Daya Manusia
Laboratorium veteriner, sebagaimana setiap organisasi memperkerjakan staf, harus memiliki kebijakan sumber daya manusia yang jelas, transparan yang terlihat dengan memperlakukan semua individunya secara adil. Prosedur yang benar harus dibuat untuk menetapkan remunerasi, manajemen kemampuan bekerja, penilaian dan pengembangan SDM. Mekanisme yang kuat untuk menujukan kemampuan bekerja yang buruk juga penting; harus juga diberikan prosedur yang jelas dan adil untuk pemecatan dan keadaan ekstrim. Laboratorium veteriner mempekerjakan staf khusus dalam bagian jumlah yang tidak biasanya, dan hal ini dapat menyebabkan kesulitas dimana pola bekerja berubah jika ada teknologi baru. Kebijakan sumber daya manusia harus mencakup program pelatihan dan pelatihan ulang yang memastikan bahwa semua staf dikembangkan potensinya secara penuh dan mengkontribusi pada kekuatan kerja fleksibel.

6. Pemenuhan Persyaratan

6.1. Kesehatan dan keselamatan
Laboratorium veteriner merupakan lingkungan yang berbahaya. Ada risiko-risiko karena penanganan patogen berbahaya, bahan kimia berbahaya, bahan berbahaya secara fisik (radiasi ionisasi, api, tekanan uap yang tinggi, buluh suhu rendah) dan hewan (gigitan, tendangan, dan trauma lain bagi staf).  Kesehatan dan keselamatan (H&S) harus mentaati peraturan H&S nasional yang dapat diterapkan yang sudah ada dan dikelola dengan transparan dan didokumentasikan. Laboratorium harus memiliki kebijakan dan prosedur yang dipergunakan untuk menilai semua risiko yang dapat terjadi pada staf (dan tamu /pengunjung) dan untuk mengurangi risiko-risiko tersebut pada tingkat yang dapat diterima.

Persyaratan untuk kebijakan dan prosedur H&S akan tercapai hanya dengan dukungan yang memadai.  Pengangkatan seorang profesional yang menangani H&S harus dipertimbangkan secara serius untuk laboratorium yang lebih besar, dan hal ini harus dihubungkan dengan anggaran H&S yang tepat.  Peran dari profesional H&S harus ditentukan secara jelas, dan anggota staf lain harus memahami bahwa keberadaan profesional H&S bukan berarti staf ini menjadi kurang bertanggung jawab atas pelaksanaan pekerjaannya dalam masalah keselamatan dan tanggung jawabnya, dalam ketaatan staf atas disetujuinya protokol.  Profesional H&S harus memiliki dukungan penuh dari manajemen senior laboratorium.

Suatu komite H&S harus dibentuk terdiri dari baik staf laboratorium maupun manajemen laboratorium.  Persyaratan beberapa struktur dan operasional komite biasanya termasuk dalam peraturan nasional, dan manajer laboratorium harus secara penuh mengetahui proses yang ditentukan ini, termasuk pengangkatan gambaran pemilihan H&S, tindakan dan prosedur pelaporan untuk semua kejadian H&S, kebutuhan pelatihan H&S dan infrastruktur laboratorium yang minimal dan prosesnya yang memenuhi kebutuhan ini.

6.2. Biosekuriti
Dalam tambahanakan masalah kesehatan dan keselamatan umum, laboratorium veteriner memiliki tanggung jawab untuk mengandung mikroorganisme patogen dan untuk mencegah pelepasan mikroorganisme patogen tersebut secara tidak sengaja yang mungkin akan mengancam manusia atau populasi hewan.  Standard manajemen biorisiko disampaikan dalam Bab 1.1.3a Standard Mengelola Biorisiko dalam Laboratorium Veteriner dan Fasilitas Hewan dalam di dalam Pedoman Keselamatan Laboratorium  yang dikeluarkan WHO2 (WHO, 2006). 

Semua laboratorium veteriner harus sesuai dengan standard yang relevan yang ada dalam dokumen ini dan juga taat/tunduk pada peraturan dan standard nasional.  Di banyak Negara, ada otoritas nasional yang memantau kepatuhan atas dilaksanakannya biosekuriti dan/atau biokontenmen.  Otoritas ini akan memeriksa laboratorium dengan teratur.  Manajer laboratorium harus faham peraturan dan memastikan bahwa tersedia sumberdaya yang cukup untuk memastikan kepatuhan terhadap peraturan yang dilaksanakan.

Sementara ada persyaratan hukum yang minimal, personel laboratorium secara individual harus memeriksa proses dan prosedur laboratorium untuk menentukan dimana elemen risiko biosekuriti muncul dan sebaik apa risiko ini dikelola secara local di laboratorium. Harus dibuat suatu panduan mikrobiologi yang berisi prosedur operasional standard (SOP) untuk semua kegiatan. Beberapa SOP harus menyoroti pengendalian biosekuriti, dan direkomendasikan bahwa prosedur yang berlaku di laboratorium tersebut  diletakkan di tempat pengelolaan yang tidak perlu ada kepatuhan.  Hal ini merupakan masalah praktek laboratorium yang baik terlepas dari latar belakang legislative.

Manajemen biorisiko laboratorium harus secara spesifik menyadari potensi untuk ancaman bioterorisme mencakup konsep ancaman dari dalam (misal ancaman bioterorisme yang ditimbulkan oleh staf laboratorium).  Harus dikembangkan suatu proses yang dapat mengelola ancaman yang timbul. Setiap tahun dilakukan penilaian atas kemungkinan adanya ancaman dari staf laboratorium dalam beberapa keadaan menjadi persyaratan minimal di lab.  Selain itu, tindakan harus dilakukan untuk mengendalikan akses masuk para ilmuwan untuk menangani pathogen.

6.3. Kesejahteraan Hewan
Laboratorium veteriner harus memastikan kegiatannya sesuai dengan standard kesejahteraan hewan (Bagian 7 dari Kode Kesehatan Hewan Terrestrial, khususnya Bab 7.8 Penggunaan Hewan pada Penelitian dan Pendidikan, dan Bagian 7 dari Kode Kesehatan Hewan Akuatik).  Penting untuk memahami secara penuh peraturan nasional memerintah penggunaan hewan dan ditaruh pada proses yang memastikan kesesuaian.

6.4. Peraturan Gen
Banyak laboratorium, kegiatannya saat ini menggunakan gen yang dimodifikasi atau produk-produk gen.  Harus diapastikan adanya kepatuhan pada peraturan nasional yang mengatur penggunaan modifikasi gen atau produk gen termasuk pembentukan system di laboratorium yang memantau dan memastikan pelaksanaan kepatuhan tersebut.

6.5. Lingkungan
Limbah laboratorium mungkin menciptakan polusi lingkungan. Risiko kerusakan lingkungan dari pembuangan karkas dan pembuangan bahan biologic lain merupakan suatu masalah yang membutuhkan perhatian khusus.  Pengertian dan pengelolaan, sejauh mungkin, setiap potensi yang berdampak negative di lingkungan sekitar laboratorium penting dan mungkin menjadi subjek dari peraturan local di laboratorium dan nasional.  Sertifikasi yang sesuai dengan standard ISO3 14001:2004 Sistem Pengelolaan Lingkungan (ISO, 2004) harus menjadi target dari manajer laboratorium.

B. LAYANAN ILMIAH

1. Pengiriman layanan diagnostik
Layanan veteriner nasional harusnya sangat jelas dalam mengkhususkan tujuan kemampuan laboratorium yang diperlukan, dan oleh karena itu harus didukung metode uji dan teknologi yang akan digunakan.  Tujuan yang pasti akan mencakup daftar penyakit atau kelompok agen menular dalam ruang lingkup laboratorium, program pemerintah yang didukung dalam hal keperluan pengujian yang diuraikan dalam Bab 1.1.5,  kemiripan penjadwalan dan volume pengiriman, dan waktu penyelesaian yang diperlukan untuk laporan pengujian.  Biaya yang diperlukan untuk menerapkannya harus diidentifikasi dan disetujui.  Diskusi ini harus dicatat dalam suatu perjanjian tingkat layanan atau dokumentasi yang sejenis.

Suatu komponen kunci dari pemberian layanamemelihara prosesn ilmiah merupakan pemantauan yang bersifat rutin, kalibrasi dan pemeliharaan peralatan ilmiah.  Hal ini merupakan suatu tantangan yang nyata baik dari sumberdaya yang memelihara proses dan ketersediaan insinyur yang terlatih serta peralatan yang terkalibrasi.

Mengelola proses ini menjadi suatu prioritas  untuk mengalokasikan sumberdaya sebagai hasil uji yang dihasilkan dari peralatan yang tidak terawat dan tidak terkalibrasi, maka hasil ujinya tidak dapat dipercaya.

Harus dibuat juga ketentuan layanan laboratorium yang akan diperlukan dalam suatu kondisi darurat penyakit.  Kapasitas maksimum laboratorium untuk mengelola sampel harus didefinisikan sebagaimana rencana meningkatkan operasional.  Hal ini mungkin termasuk suatu pengalihan sumberdaya dari tugas prioritas yang lebih rendah.  Waktu uji balik juga merupakan suatu elemen yang penting dalam spesifikasi ini.

Semua Negara harus mendukung OIE yang ditunjuk sebaga Pusat Rujukan melalui pengajuan spesimen, isolat agen infeksius dan informasi lain dari daerah atau internasional yang nyata berpotensi.  Hanya melalui penerimaan beberapa pengajuan sehingga Pusat Rujukan dapat memenuhi mandate yang diberikan OIE atas nama komunitas internasional.  Keterlibatan dengan Pusat Rujukan yang ditunjuk diperlukan untuk kebaikan masyarakat internasional.

Pada gilirannya, laboratorium veteriner nasional dengan keahlian khusus di wilayah tertentu mungkin mencari pengakuan dari badan internasional seperti OIE, FAO4 atau WHO sebagai laboratorium rujukan atau pusat kolaborasi laboratorium.  Hal ini didorong, yang memfasilitasi harmonisasi dari prosedur laboratorium di seluruh dunia dan sangat mendukung pekerjaan OIE dan organisasi internasional lainnya.  Mendanai status laboratorium rujukan memerlukan pengalokasiannya dari sumber dana nasional, dan hal ini harus menjadi bagian dari perencanaan nasional dengan layanan veteriner.

Banyak laboratorium veteriner melaksanakan pekerjaan untuk berbagai jenis pelanggan yang berbeda.  Laboratorium mungkin melakukan pekerjaan kontrak untuk fihak nasional atau internasional sebagaimana keperluan Layanan Veteriner, memberikan prosedur diagnostic dan surveilan untuk dokter hewan swasta, organisasi veteriner atau industry peternakan, sampel lingkungan atau uji makanan untuk alasan keamanan pangan atau  kesehatan masyarakat lainnya, melakukan peraturan pengujian dari produk obat hewan, dan melaksanakan pengujian kontrak

untuk sektor swasta misalnya perusahaan farmasi.  Merupakan tanggungjawab direktur laboratorium dan tim manajemen untuk memastikan bahwa diambil pendekatan yang seimbang di sumberdaya yang dialokasikan dalam kaitannya dengan pemberian berbagai layanan yang kompleks.  Harus ada pengakuan yang jelas dari prioritas untuk memfasilitasi yang berurusan dengan kejadian tidak terduga misalnya keadaan darurat penyakit.

2. Jaminan Mutu
Laboratorium veteriner  harus dikelola di bawah suatu sistem jaminan mutu seperti yang disebutkan  dalam Bab 1.1.4 Pengelolaan Mutu dalam Laboratorium Pengujian Veteriner dan sebaiknya harus diakreditasi terhadap standard internasional seperti ISO/IEC 17025 Persyaratan Umum untuk kompetensi laboratorium pengujian dan kalibrasi (ISO, 2005).  Laboratorium harus memastikan bahwa semua prosedur kuat, handal dan berulang, tidak hanya prosedur yang menyangkut sarana laboratorium tapi juga untuk dokumentasi penunjang dan rekaman computer. Standard mutu memerlukan uji diagnostik yang digunakan di laboratorium harus divalidasi untuk mencapai tujuan. 

Standard internasional untuk validasi uji diagnostik ditentukan oleh OIE dan diatur dalam bab 1.1.5. Validasi merupakan prosedur yang tidak hanya dilakukan untuk sekali waktu saja namun membutuhkan pantauan yang berkelanjutan dan perbaikan dari uji yang digunakan.  Laboratorium harus berusaha sepanjang waktu untuk menggunakan uji yang telah mencapai 3 tahapan pada jalur validasi OIE (Bab 1.1.5) dan terus memperbaiki data validasi sebagaimana dijelaskan dalam teks.

3. Penelitian
Kegiatan laboratorium berdampingan dengan kegiatan penelitian, misalnya pengembangan atau mengadopsi metode uji atau uji-uji yang baru, atau studi pathogenesis atau epidemiologi dari infeksi yang penting di Negara tertentu.  Menjadi penting untuk mengelola secara efektif keseimbangan antara penelitian dan pemberian layanan diagnostik dan berpotensi untuk berkompetensi dalam mempergunakan sumberdaya , termasuk waktu dari stafnya.

C. LAYANAN DUKUNGAN

1. Pengelolaan organisasi internal: kebijakan dan prosedur
Untuk meyakinkan terpenuhinya standard yang cukup dari pengelolaan laboratorium terhadap peran dan tanggungjawab sebagaimana yang diidentifikasi dalam Bab ini, otoritas laboratorium yang bertanggungjawab harus yakin bahwa pengelolaan laboratorium pengaturan telah cukup untuk memberikan keluaran yang diperlukan.   Pengaturan ini akan mencakup kebijakan dan prosedur yang secara jelas ditetapkan yang didukung oleh suatu struktur manajemen yang mendapat sumber dengan cukup untuk kegiatan penerapan, kegiatan audit dan pengulangan kembali.

Pengelola laboratorium harus setuju dan dokumen kebijakan untuk semua aspek kegiatan operasional labotarium.  Proses pelaksanaan penerapan kebijakan dan prosedur juga harus didokumentasikan d nalam bentuk prosedur yang jelas yang dikomunikasikan ke seluruh staf yang terlibat dalam kegiatan tertentu. Pendekatan ini telah diperkenalkan di beberapa laboratorium melalui pengembangan system jaminan mutu, tapi dapat diberlakukan pada semua aspek dan kegiatan laboratorium.  Pertanggungjawaban dari staf yang ditunjuk untuk kekhilafan dan penerapan kebijakan dan prosedur yang harus dicakup dalam dokumentasi, dan dikomunikasikan secara jelas kepada semua staf yang ada di laboratorium.

2. Pengelolaan Informasi
Laboratorium modern meningkatkan ketergantungannya pada sistim komputerisasi untuk mengelola datanya.  Hal ini dapat mencakup suatu sistim pengelolaan informasi laboratorium keseluruhan (LIMS), sistim yang telah dipesan terlebih dahulu untuk mengendalikan peralatan laboratorium individual, dan sistim analitikal canggih yang akan digunakan oleh ilmuwan khusus bidang informasi dalam disiplin ilmu biologi molecular, informatika, epidemiologi, analisa risiko dan statistic. Akan ada juga sistim pendukung perkantoran untuk memproses kata-kata, keuangan, hubungan manusia (HR) dan basis data bibliografik.  Diperlukan sistim untuk komunikasi internal dan eksternal seperti layanan website dan email.  Seperti halnya elemen lain dari kegiatan laboratorium, menjadi penting bahwa sistim computer dikelola oleh professional yang kompeten dan staf ilmiawan dikonsultasikan khusus dalam layanan yang diperlukan. Perlu dilakukan tindakan untuk melindungi integritas data, untuk pengarsipan dan pengambilan data, dan untuk perlindungan pribadi dari barang yang milik pribadi personel atau yang bersifat sensitive. Hal ini penting bahwa laboratorium secara jelas menentukan keperluannya dan pengadaan sumberdaya yang diperlukan, baik melalui suatu kontrak layanan dengan suatu perusahaan pendukung IT atau melalui mempekerjakan langsung professional IT, sehingga dapat member dukungan yang memadai di area penting ini.   

3. Keuangan
Anggaran merupakan suatu bagian integral dari rencana bisnis laboratorium setiap tahunnya dan akan diatur suatu dasar untuk negosiasi dengan pelanggan dan pemberi dana.  Pimpinan laboratorium harus secara personal dapat menghitung untuk memberikan program kerja dari laboratorium berikut dengan anggarannya, sedangkan manajer projek individual atau kegiatan harus diatur penugasan pengiriman dan target keuangannya.  Untuk setiap laboratorium yang lebih kecil, pimpinan harus didukung di bidang ini oleh satu atau lebih professional keuangan, dan untuk laboratorium yang lebih besar pegawai keuangan yang senior harus menjadi anggota tim manajemen eksekutif.

Manajemen laboratorium harus mengidentifikasi semua biaya dan alokasinya ke dalam area yang tepat dari kegiatan laboratorium, sehingga biaya secara total pengiriman setiap layanan tertentu dapat diidentifikasi.  Biaya operasional harus termasuk item yang dapat diserahkan secara langsung (misalnya regen dan peralatan), waktu pengerjaan staf setiap prosedur, administrasi (pemesanan sampel, laporan yang dihasilkan), peralatan modal (biaya yang mungkin perlu disebarkan di berbagai kegiatan atau proyek) serta proporsi yang tepat dari biaya yang berlebihan (mencakup beberapam item seperti manajemen, bangunan, keperluan laboratorium, layanan IT, prosedur keselamatan dan mutu, dan penyimpanan serta mengarsipkan sampel dan rekaman).  Memanfaatkan semua informasi ini, tim manajemen harus menentukan biaya total dari mengoperasionalkan laboratorium, yang dipecah menjadi area tertentu, untuk memungkinkan anggaran indikatif dipersiapkan untuk disetujui oleh badan pemerintah.

Pengendalian biaya merupakan bagian penting dari manajemen laboratorium. Upaya berkelanjutan harus dibuat untuk memperbaiki efisiensi tanpa kompromi dalam hal mutu.  Hal tersebut diharapkan karena pelanggan akan mencari biaya pengendalian yang memperkecil biaya yang harus dikeluarkan atas layanan yang diterima; namun hal tersebut juga penting bahwa pelanggan layanan veteriner atau laboratorium lainnya menyadari kompleksitas dari biaya pengeluaran dalam menjalankan suatu laboratorium.

Untuk banyak laboratorium, pendapatan laboratorium melalui penjualan jasa layanan dan produk menjadi komponen penting pemasukan keuangan.  Mungkin ada kendala politik atau peraturan yang menentukan apakah beberapa kegiatan yang dilakukan laboratorium dapat memberikan keuntungan, ataukah hanya pas-pasan saja atau memerlukan subsidi dari dana yang dialokasikan oleh pemerintah tapi dalam semua kasus, laboratorium harus mempunyai kebijakan penetapan harga yang transparan.

Sebuah aspek penting dari pengelolaan keuangan yaitu dalam hal pengadaan peralatan, pasokan kelengkapan laboratorium dan layanan.  Sangat dimungkinkan adanya peraturan pemerintah atas proses pengadaan yang sesuai.  Namun, sangat penting agar staf ilmiawan laboratorium harus mempersiapkan spesifikasi yang rinci dari peralatan yang akan diadakan sesuai kebutuhan, baik untuk pasokan persediaan regen, peralatan atau penyediaan layanan eksternal.  Jika spesifikasi disiapkan dengan baik, maka proses pengadaan harus dapat mengamankan pasokan produk degan tepat dan mutu sesuai kebutuhan.  Aturan yang jelas harus dibuat untuk mencegah tekanan yang tidak semestinya atau pemberian suap oleh pemasok kepada pejabat pengadaan.  Risiko ini harus diawasi secara  melekat oleh manajemen senior laboratorium dan, jika diperlukan, pengawasan juga dilakukan oleh badan pemerintah.

4. Permesinan dan pemeliharaan
Sebuah laboratorium veteriner yang modern memerlukan pemeliharaan dan dukungan peralatan mesin yang besar serta memadai.   Hal ini dimungkinkan dengan melakukan outsource dari kebutuhan pemeliharaan, tapi dalam banyak kasus kemampuan pegawai laboratorium lebih dapat melayani kebutuhan pemeliharaan ini.  Kebanyakan laboratorium memiliki keperluan dan persyaratan lokasi yang spesifik, terpenuhi  oleh staf yang terbiasa dengan keperluan dan masalah laboratorium atas pelengkap peralatan mesin dan ketrampilan perdagangan.  Manajemen laboratorium harus meninjau ulang secara teratur cara terbaik untuk menyediakan layanan dukungan tersebut.

5. Komunikasi
Komunikasi yang baik merupakan hal penting bagi keberhasilan suatu pengusahaan laboratorium dalam memberikan hasil keputusan serta operasional yang transparan.   Komunikasi mencakup komunikasi internal dalam laboratorium yang memastikan bahwa semua staf menyadari prioritasnya saat ini dan bagaimana dampak komunikasi ini pada pekerjaan mereka secara individu sebagaimana dampak yang timbul pada kegiatan laboratorium yang lebih luas dan menyadari juga upaya yang mereka lakukan memberi kontribusi pada keseluruhannya. Sangatlah penting bagi manajemen senior memiliki suatu sistim berkomunikasi dengan staf di seluruh bagian laboratorium dan proses ini bekerja dua arah dengan baik.  Manajer senior harus memberikan upaya untuk menyadari adanya perhatian dan aspirasi dari para staf.

Secara eksternal, direktur laboratorium dan tim manajemen harus memberi anjuran yang efektif pada laboratorium dan menyampaikannya dalam pertemuan dengan Layanan Veteriner serta pejabat pemerintah lainnya berikut dengan ilmiawan dari institusi lain, secara nasional dan luar negeri atau dengan public yang lebih luas, termasuk media.  Pertemuan yang dilakukan dilanjutkan dengan dilatihnya direktur laboratorium dan manajer senior untuk berinteraksi dengan media.  Hal ini merupakan prioritas utamayang secara khusus dilaksanakan selama adanya darurat penyakit, dan komunikasi yang efektif menjadi hal yang penting.

Output kunci dari laboratorium veteriner adalah hasil yang ilmiah dan interpretasi yang berasal dari kegiatan analitik dan penyidikan.  Hal ini harus dikomunikasikan kepada pelanggan atau pengguna akhir dengan jelas dan bermakna.  Laporan laboratorium yang dibuat secara benar harus mencakup indikasi atas adanya ketidakpastian dalam hasil uji, dimana hasil lebih lanjut masih ditunda, dan di dalam laporan juga menyebutkan cara meningkatkan permintaan pekerjaan lebih lanjut atau klarifikasi atas permintaan pekerjaan tersebut.

Suatu kebijakan informasi public harus memberikan mekanisme untuk individu dan badan di luar laboratorium agar dapat bertanya mengenai kegiaan khusus di laboratorium.  Komunikasi kepada staf pendukung harus dilibatkan dalam memastikan bahwa pelanggan laboratorium tetap mendapat informasi mengenai pekerjaan di laboratorium, keberhasilannya dan setiap kendala yang akan timbul pada pekerjaan yang akan datang.  Laboratorium mungkin menyediakan website internet atau strategi berbasis IT lainnya membantu komunikasi dengan pelanggan.  Tim manajemen juga harus memastikan bahwa prosedur ditempatkan dimana dapat dipastikan seluruh staf laboratorium patuh dengan dilakukannya pelaporan dan pemberitahuan atas persyaratan yang diwajibkan.

Staf ilmiawan harus didorong dan didukung untuk menghadiri konferensi serta menyampaikan paparan, sedangkan produksi tulisan makalah dengan kualitas yang baik dalam rujukan jurnal merupakan hal yang penting bagi keberhasilan suatu institusi laboratorium.  Yang penting, hal ini tidak hanya berlaku bagi para ilmiawan; namun staf yang bekerja di pekerjaan diagnostic dan pemantauan dapat juga memegang peran penting di laboratorium.

D. KESIMPULAN

Pemerintahan yang baik dan manajemen dari laboratorium diagnostic veteriner sangat penting untuk pemberian layanan diagnostic yang aman, berkelanjutan dan efektif.  Bab ini mengidentifikasi berbagai masalah yang timbul jika laboratorium memenuhi standard internasional.  Berbagai aspek dari pemberian layanan laboratorium sekarang ini sangat diatur oleh kewenangan nasional, dan para manajer laboratorium harus terbiasa dengan peraturan ini dan memiliki proses kepatuhan di laboratoriumnya.  Elemen kunci dari staf yang menangani keselamatan, biokontenmen, biosekuriti, jaminan mutu, kesejahteraan hewan dan pengelola lingkungan merupakan komponen penting yang mengoperasikan beberapa fasilitas.  Pemerintahan dan pengelola aspek-aspek ini sama pentingnya dengan pemberian pelayanan layanan diagnostic yang actual.

Laboratorium yang dikelola dengan baik akan memastikan lebih lanjut bahwa ketentuan umum yang ditetapkan dalam bab selanjutnya dari Bagian 1 (pertama) Pedoman Terrestrial ini terpenuhi sebagaimana standard khusus yang ada pada pengujian diagnostic untuk agen enyakit tertentu yang ada dalam Bagian 2 (kedua).  Suatu komponen kunci yang memberikan jaminan kepada pelanggan dikonfirmasi oleh standard mutu yang dikeluarkan OIE (bab 1.1.4) yag didukung oleh akreditasi standard mutu seperti ISO 17025.  Akreditasi merupakan peningkatan kinerja yang penting dari suatu laboratorium dimana staf laboratorium akan bangga  dan menyiratkan bahwa telah tertangani masalah kepatuhan yang merupakan masalah yang mendasar.

Hal mendasar dari pemberian layanan diagnostic yang efektif adalah mengoperasikan dan memelihara fasilitas dan peralatan ilmiah.  Sangat penting untuk mengalokasikan sumberdaya yang memadai dan berkelanjutan untuk masalah tersebut di atas, namun ditengarai sebagai masalah yang seringkali dilalaikan.

Sebuah laboratorium diagnostic veteriner yang berhasil akan memiliki program pelatihan yang banyak, tenaga kerja yang sangat termotivasi, dengan segala hirmat dan dukungan yang diberikan kepada semua individu termasuk staf ilimiah yang berada di garis depan dan tim pendukung yang penting yang memberikan layanan penting di bidang keuangan,  SDM, keselamatan, mutu, pengadaan, penanganan mesin, teknologi informasi dan komunikasi.

Pencapaian semua yang disebutkan di atas tersebut, dan pemberian layanan yang baik dan dapat diandalkan, membutuhkan suatu sistim pengelolaan dengan pemeriksaan dan penyeimbangan serta tinjauan yang efektif.  Hal ini akan mencakup mekanisme yang memastikan akuntabilitas politik, perencanaan yang transparan, tanggap dan saling berhubungan untuk memastikan pelaksanaan yang berkelanjutan.  Suatu struktur yang mencakup proses pengawasan melalui penggunaan badan pemerintahan yang menangani laboratorium sangat dianjurkan untuk membantu baik untuk pengelolaan keuangannya maupun pendekatan strategis terhadap pemberian semua aspek dari kegiatan yang dilakukan laboratorium.

___________

1 The term "director" is used generically in this chapter to refer to the senior responsible person in the laboratory. Local terminology may vary, and this role is further discussed in Section A.3 of this chapter = 1  Ungkapan “Direktur” digunakan secara generik dalam bab ini merujuk pada personal senior yang bertanggung jawab di laboratorium.  Istilah lokal mungkin bervariasi, dan peran ini didiskusikan lebih jauh pada Bagian A.3 dari bab ini.

2 WHO: World Health Organization
3 ISO: International Organization for Standardization
4 FAO: Food and Agriculture Organization of the United Nations

PUSTAKA

EDWARDS S. & JEGGO M.H. (2012). Governance and management of veterinary laboratories. Rev. sci. tech. Off. Int. Epiz., 31 (2), 493–503.

INTERNATIONAL ORGANIZATION FOR STANDARDIZATION (ISO) (2004). ISO 14001:2004. Environmental management systems. Requirements with guidance for use. ISO, Geneva, Switzerland.  www.iso.org.

INTERNATIONAL ORGANIZATION FOR STANDARDIZATION (ISO) (2005). ISO/IEC 17025:2005. General requirements for the competence of testing and calibration laboratories. ISO, Geneva, Switzerland.  www.iso.org.

WORLD HEALTH ORGANIZATION (WHO) (2006). Laboratory Biosafety Manual, Third Edition. WHO, Geneva, Switzerland.  www.who.int.

***
Catatatan:
Makalah terjemahan ini telah diarsipkan di Perpustakaan Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani dengan nomor katalog: 602.11.0025.PUSKH.II.2015. ditulis oleh: drh. Sri Yusnowati. Medik Veteriner Madya, Pejabat Fungsional Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani, Badan Karantina Pertanian.

Tulisan asli:
Management Of Veterinary Diagnostic Laboratories. Section 1.1 Introductory Chapters. Chapter 1.1.0. NB: Version adopted by the World Assembly of Delegates of the OIE in May 2015. OIE Terrestrial Manual 2015

******

PENTING UNTUK PETERNAKAN: