Praktisi
ecohealth menggabungkan tentang riwayat bagaimana situasi saat ini terjadi,
dengan pemeriksaan klinis, kemungkinan epidemiologis dan hasil uji
laboratorium, untuk sampai pada kesimpulan diagnostik. Makalah hasil terjemahan ini ditulis
oleh drh. Dede Sriwahyuni MSi, Medik Veteriner Muda, Pusat
Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani.
******
ECO-HEALTH:
KEPENTINGANNYA BAGI DUNIA KEDOKTERAN HEWAN
(Terjemahan)
Oleh:
Dede
Sri Wahyuni
(Tulisan
asli: Eco-Health: A primer for veterinarians, By: David Waltner-Toews)
Sejak
tahun 1950-an, pekerja di bidang kesehatan hewan telah memiliki kesadaran
mengenai kesehatan dan penyakit hewan individu, yang menular pada kelompok
ternak dan manusia (kesehatan masyarakat), serta berpengaruh terhadap
perekonomian dan bisnis (yang berkembang dari kesehatan hewan ternak). Sejak
tahun 1990-an, ekosistem yang merupakan bagian dari kesehatan dan kesejahteraan
semua hewan dan manusia (ecosystem health). Tidak satu pun dari perubahan ini
dalam konteks kesehatan hewan tercapai tanpa gejolak, karena hal tersebut
berdampak pada praktik kedokteran hewan dan persepsi terhadap profesi tersebut
oleh masyarakat luas.
Kepentingan
dan masalah di bidang ecosystem health, dokter hewan telah terjebak dalam
perdebatan atas isu-isu seperti produk rekayasa genetik, munculnya penyakit
seperti bovine spongiform encephalopathy (BSE), avian influenza, severe acute
respiratory syndrome (SARS), peningkatan frekuensi dan kerusakan akibat cuaca
ekstrim, serta hilangnya spesies liar yang penting bagi kelangsungan ekologi
dan sebagai sumber makanan (misalnya kerusakan di bidang perikanan laut).
Terjadinya perubahan global akibat perubahan iklim dan lingkungan lebih cepat
dari yang diperkirakan. Setiap isu-isu ini dapat diartikan sebagai masalah
ekonomi, sosial, ekologi, dan kesehatan. Hal tersebut memerlukan
langkah-langkah penanganan dan pencegahan untuk jangka panjang.
Pada
beberapa isu ini, banyak dokter hewan terjebak di tengah berbagai tekanan yang
saling bertentangan, pemilik hewan dan pasien dari kesehatan masyarakat, satwa
liar, ternak, dan sejawat dalam bidang peternakan. Beberapa dokter hewan di
Kanada secara internasional terkenal karena terlebih dahulu menemukan solusi
atas isu ini.
Kekhawatiran
terus meluas, namun metode untuk mengatasi masalah tersebut tidak selalu dapat
ditemukan dengan cepat. Kemudian, apa kepentingannya ecosystem health? Sejak
akhir tahun 1980-an, para ahli dan praktisi di bidang kesehatan, ekologi, dan
pengembangan masyarakat telah berjuang melawan isu-isu yang sulit diintervensi
melalui kebijakan dan manajemen yang tepat, serta metode investigasi
konvensional yang sangat lemah (Arya et al. 2009; McMichael 2005; Parkes et al.
2005; Weiss dan McMichael 2004). Secara umum, kita dapat membingkai isu-isu
tersebut dari segi Millennium Ecosystem Assessment
(http://www.millenniumassessment.org/en/index.aspx) dan laporan Panel
Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (http://www.ipcc.ch/), yang mewakili
penilaian ilmiah paling komprehensif dan menyeluruh di seluruh dunia, serta
Millennium Development Goals (http://www.un.org/millenniumgoals/), yang
mewakili aspirasi masyarakat internasional.
Ravetz
dan Funtowicz (1990; 1994) berpendapat bahwa dalam ketidakpastian dan penilaian
risiko pekerjaannya yang ditandai dengan ketidakpastian mengenai fakta-fakta,
konflik atas nilai-nilai dan pengetahuan yang sesuai, taruhan tinggi, dan
kebutuhan untuk mengambil keputusan secepatnya.
Berbagai
masalah ini tidak dapat teratasi apabila masih terdapat batas-batas disiplin
ilmu atau kelembagaan. Salah satu solusi, merekatkan banyak lembaga secara
terstruktur (menyatukan antardisiplin ilmu dan di dalam dunia kedokteran,
kesehatan, pertanian, lingkungan, ekonomi) melakukan pekerjaannya semaksimal
mungkin serta meminta para pengambil keputusan di kepemerintahan dan pengusaha
untuk menyatukan solusi jangka panjang yang logis. Namun, selama beberapa
dekade terakhir, beberapa ahli pada jaringan internasional telah bekerja untuk
mengembangkan kedua teori dan praktek mengenai bagaimana melakukan tindakan
yang lebih sistemik dan efektif terhadap masalah ini. Berbagai jenis istilah
yang digunakan antara lain medik konservasi (Aguirre et al. 2002), one medicine
(Schwabe 2004), one health (Frank 2008; Kahn 2006), integritas ekologi
(Pimentel 2000), kehidupan yang berkelanjutan (Helmore dan Singh 2001),
ketahanan dan berkaitan dengan basis teoritis panarchy (Gunderson dan Holling
2002), ecosystem health atau agroecosystem health (Gitau et al. 2008; Nielsen
1992; Ribble 1992; VanLeeuuwen et al. 1999) dan ekosistem berdasarkan
pendekatan kesehatan, biasanya disingkat menjadi "Ecohealth" (Lebel
2003; Waltner-Toews et al. 2008).
Setiap
pendidikan di sekolah memiliki fokus kekuatan pemikiran dan tindakan yang
berbeda: misalnya kelompok integritas cenderung untuk fokus pada isu-isu hukum
dan kebijakan; kelompok ketahanan dan panarchy fokus pada penelitian mengenai
bagaimana dan mengapa sistem sosio-ekologi yang berbeda terus berkembang,
sementara yang lain berbenturan; one medicine mempertimbangkan hubungan antara
kedokteran hewan dan kedokteran manusia, dan one health lebih memperluas hal
ini dengan melihat masalah kesehatan (bukan hanya penyakit) yang batas-batas
spesies telah saling bersebrangan dan sering diakibatkan oleh perubahan
lingkungan; medik konservasi adalah perkawinan antara biologi konservasi dan
satwa liar serta ekologi penyakit zoonosis. Semua percobaan dilakukan untuk
menjawab masalah yang kompleksitas pada sisi kesehatan-lingkungan-masyarakat.
Berdasarkan
berbagai kegiatan dan penelitian, ecohealth adalah salah satu yang paling
sesuai, dengan hasil tidak hanya untuk dipelajari, tapi untuk membuat
keputusan, mengambil tindakan, dan mengevaluasi hasil. Ketika ilmu lain
mendefinisikan dalam bidang penyelidikan, ecohealth mendefinisikan dalam bidang
praktek. Hasil yang menjadi perhatian kita adalah kesehatan manusia dan hewan
yang berkelanjutan serta kesejahteraannya, melalui ekosistem yang lebih sehat.
Pertanyaan-pertanyaan tersebut menjadi rangkaian interaksi kompleks, bagaimana
cara membuat keputusan? Siapa yang membuat keputusan tersebut? Ketika terjadi
konflik, misalnya antara kelestarian habitat satwa liar, kesehatan satwa
perairan, kesehatan masyarakat, peternakan, hewan peliharaan, dan pembangunan
ekonomi, apakah keunggulan dalam mengatasi masalah satu sama lain?
Ekosistem
adalah suatu "deskripsi sistem interaksi biota dan lingkungan pada
beberapa tempat selama beberapa periode waktu." Pendekatan ekosistem
secara umum yaitu dengan melihat "manusia yang tinggal di biosfer sebagai
rumah dibandingkan dengan planet yang menjadi rumah manusia" (Allen et al.
1991). Oleh karena itu beberapa literatur menggunakan istilah-istilah seperti
sistem ecosocial dan sistem sosial-ekologi. Kesehatan merupakan salah satu
hasil dari interaksi yang terjadi dalam ekosistem di berbagai skala. Salah satu
atau keduanya dari kesehatan manusia dan hewan dianggap sebagai hasil.
Penelitian kontroversial yang lebih besar dari "kesehatan" ekosistem
adalah apa yang disebut sebagai ecosystem health. Banyak dari kita yang mulai
bekerja pada ecosystem health beralih penekanannya pada ecohealth karena
konflik trade-off semakin jelas, dan bagaimana suatu hasil dicapai, kepentingan
yang sama, hasilnya jangka panjang karena pencapaian hasil bersifat independen.
Hal ini sangat mungkin misalnya untuk memecahkan masalah avian influenza atau
childhood diseases, namun solusi ini tidak berkelanjutan, atau jaminan
kerusakan jangka panjang pada masyarakat dan ekosistem yang mungkin lebih buruk
dari presentasi masalah awal.
Ecohealth
dapat didefinisikan secara sistemik, sebagai pendekatan partisipatif untuk
memahami dan mempromosikan kesehatan dan kesejahteraan dalam konteks interaksi
sosial dan ekologi. Hal tersebut tidak hanya mencerminkan mengenai pemahaman
tentang sistem sosial dan ekosistem dan bagaimana mereka berinteraksi, tetapi
juga diaplikasikannya konvergensi, ide organisasi dari manajemen bisnis,
perencanaan lingkungan, kegiatan penelitian masyarakat, tindakan penelitian
yang partisipatif, sistem teori kritis serta berbagai bidang lainnya (Bunch et
al. 2008; Checkland dan Scholes 1990; Parkes dan Panelli 2001). Hal tersebut
didasarkan pada teori kompleksitas dan sistem kompleks dengan cara yang sama
bahwa penilaian klinis didasarkan pada pemahaman fisiologi dan cara kerja
berbagai sistem tubuh. Dengan kata lain, untuk memahami alasan di balik
pendekatan ecohealth, orang harus menyelidiki teori kompleksitas, tetapi
pemahaman secara mendalam tidak perlu menunjukkan pengambilan keputusan klinis
yang baik.
Ecohealth
juga berbeda dari paradigma pendekatan ilmiah seperti epidemiologi, ilmu
eksperimental dan sosiologi dalam arti ecohealth mengatasi dan mengintegrasikan
untuk memahami dan mengelola dalam situasi dunia nyata. Tidak ada paradigma
over-arching untuk pendekatan ini, dan karenanya mereka termasuk ke bidang
Funtowicz dan ilmu post-normal Ravetz. Salah satu bentuk dari pendekatan ini
adalah Metodologi Adaptive untuk Ekosistem dan Kesehatan yang Berkelanjutan
(the Adaptive Methodology for Ecosystem Sustainability and Health/AMESH),
berkembang dari kerjasama investigasi yang dipimpin oleh dokter hewan di
Amerika Latin, Kanada, Afrika Timur, dan Asia (Gitau et al. 2008; Waltner-Toews
et al. 2008; Waltner-Toews et al. 2004).
Ecohealth
juga merupakan jurnal utama di lapangan dan merupakan jurnal resmi dari Asosiasi
Internasional untuk Ekologi dan Kesehatan. Ecohealth juga merupakan nama dari
Inisiatif Program utama dari International Development Research Centre.
Belum
ada serangkaian teknik yang mendefinisikan ecohealth. Namun demikian, ecohealth
ditandai oleh transdisipliner, metode pluralisme, keterlibatan masyarakat,
berpikir sistemik yang menghubungkan fenomena ekologi dan sosial, serta
mengandung proses pembelajaran berkeadilan sosial, monitoring, dan belajar
lagi. Hal ini adalah perbedaan utama dari ekologi penyakit atau epidemiologi
lingkungan, yang sering dilakukan oleh tim ahli terbaik dari multidisiplin
ilmu. Misalnya AMESH, menyediakan skema umum untuk daerah yang perlu ditangani
dalam melakukan pekerjaan seperti ini, dan harus meminta berbagai pertanyaan penuntun
bagi para petugas kesehatan (sebuah disiplin ilmu dan berbagai kelompok
peneliti dari masyarakat).
Hal
ini mencerminkan fakta bahwa dalam banyak hal ecohealth lebih dekat pada
penggunaan proses klinis yang baik dibandingkan dengan ilmu klasik. Praktisi
ecohealth menggabungkan tentang riwayat bagaimana situasi saat ini terjadi,
dengan pemeriksaan klinis, kemungkinan epidemiologis dan hasil uji
laboratorium, untuk sampai pada kesimpulan diagnostik yang masuk akal dan
rangkaian tindakan yang perlu dilakukan. Tidak seperti pekerja profesional yang
bekerja pada hewan secara individu atau kelompok-kelompok kecil (kawanan,
ternak, peternakan, lingkungan), praktisi ecohealth harus bergulat dengan
masalah mendefinisikan batas-batas "pasien" (Peternakan? Daerah
aliran sungai? Daerah? Dunia?), serta berbagai masalah yang saling berinteraksi
dan solusinya, yang terdapat beberapa klaim kepemilikan. Oleh karena itu, sifat
keluhan, fakta-fakta yang sesuai dengan kejadian, hubungan secara menyeluruh,
dan hasil yang paling diharapkan dalam sengketa. Wabah ditularkan melalui air
yang berasal dari E. coli 0157: H7 di Walkerton, Ontario pada tahun 2000,
sebagai contoh, yang melibatkan variabel seperti perilaku individu, manajemen
peternakan, kondisi politik, kebijakan, cuaca di suatu wilayah, dan perubahan
iklim (Arya et al. 2009).
Bagi
praktisi ecohealth, seperti praktisi lapangan, kesulitan dalam pengambilan
keputusan berdasarkan bukti yang tidak lengkap merupakan dan bukan penghalang.
Ecohealth telah memiliki keberhasilan terbesar yang ditunjukkan ketika
diterapkan pada masyarakat secara lokal, di mana para pemangku kepentingan,
permasalahan, dan batasan dapat dinegosiasikan dengan musyawarah (Waltner-Toews
et al. 2008). Namun, jejaring peneliti dan praktisi yang bekerja pada masalah
yang lebih kompleks, di mana multi-level peternakan di seluruh dunia terdapat
umpan balik dan harus dapat dipertanggungjawabkan kepada pemangku kepentingan.
Banyak
pekerjaan yang dilakukan melalui jaringan kerja dari orang-orang dari berbagai
latar belakang disiplin ilmu dan kelembagaan. Communities of Practice for
Ecosystem Approaches to Health (CoPEHs) telah dibuat di Amerika Latin dan
Karibia; Asia Tenggara dan Selatan; Timur Tengah dan Afrika Utara; Afrika Barat
dan Tengah; serta Kanada. Lembaga Kanada yaitu International Development
Research Centre (IDRC), telah menjadi pendukung utama dan pendorong bagi CoPEHs
di seluruh dunia.
CoPEHs
menjadi keprihatinan dan hasil akibat munculnya penyakit akibat toksin di
lingkungan bagi pengelolaan air. CoPEH di Asia Selatan dan Tenggara, yang
berfokus pada muncul penyakit menular, dimulai dan dikelola oleh dokter hewan
tanpa batas/Buku Petunjuk sans Frontières - Kanada, dengan bantuan teknis dari
Google.org, dan bantuan keuangan dari Canadian Food Inspection Agency (CFIA),
IDRC, serta donor pribadi. Anggotanya yaitu individu dan kelompok dari
organisasi pemerintah, non pemerintah, dan antar negara, serta perguruan
tinggi.
CoPEH-Kanada,
yang didanai oleh IDRC, dan menghubungkan ilmuwan di bidang sosial, ahli
biologi, dokter hewan, dokter dan filsuf dari University of British Columbia,
University of Guelph, dan Université du Québec à Montréal, bekerja pada
pengembangan program pendidikan dan penelitian.
Kesehatan
masyarakat dan kesehatan hewan merupakan perkembangan yang penting terhadap
bagaimana kesehatan pada populasi manusia dan hewan telah diteliti dan
dipromosikan di abad ke-20. Demikian pula, ecohealth dengan cepat menjadi cara
ketika tantangan yang lebih besar dari kesehatan global dan keberlanjutan bisa
dihadapi.
Mungkin
orang-orang bertanya mengapa dokter hewan perlu ditarik ke dalam masalah yang
kompleks ini? Ada berbagai alasan untuk hal ini. Dalam kasus seperti yang
melibatkan keamanan pangan dan emerging zoonosis, dokter hewan sangat memenuhi
syarat untuk berpikir dalam berbagai spesies, dari satwa liar sampai dengan
anjing peliharaan, dari mamalia laut dan burung-burung liar sampai dengan sapi
dan kuda. Secara umum, dokter hewan pada dasarnya melibatkan pemikiran dan
mengolah informasi dari berbagai sumber (ekonomi, zoologi, ekologi, pengobatan)
dan dari berbagai skala spasial (mekanisme penempelan mikroba, perilaku hewan,
struktur sistem agri-food). Selanjutnya, dokter hewan (sebagai profesi, dan
kadang-kadang bahkan sebagai individu) dapat berbicara dengan mudah dengan
petani di gudang seperti dengan pejabat pemerintah, dan bertukar informasi
mengenai diare pada anak sapi atau
kematian burung camar yang berdampak pada kebijakan internasional tentang timbulnya
penyakit. Kemampuan untuk memfasilitasi pertukaran informasi dan berdebat
melintasi batas-batas sosial, ekonomi, serta disiplin ilmu bukan hanya yang
kita dapat lakukan untuk diberikan.
Tidak
seharusnya dokter hewan menjadi satu-satunya pemain di bidang ini. Ecohelath
hanya akan efektif apabila melibatkan banyak pihak, dengan pengetahuan dan
keterampilan yang berbeda untuk memecahkan masalah yang kompleks. Hal ini
merupakan tantangan, kadang-kadang membuat frustasi dan melelahkan, tetapi
hasilnya sering menggembirakan dan bermanfaat. Anak cucu kita akan berterima
kasih jika kita dapat menyelesaikan tantangan ini.
DAFTAR
PUSTAKA
Aguirre
AA, Ostfeld RS, Tabor GM, House C, Pearl MC. 2002. Conservation Medicine:
Ecological Health in Practice. New York: Oxford Univ Pr.
Allen
T, Bandurksi B, King A. 1991. The Ecosystem Approach: Theory and Ecosystem
Integrity. Washington: Report of the Great Lakes Advisory Board, International
Joint Commission.
Arya
N, Howard J, Isaacs S, et al. 2009. Time for an ecosystem approach to public
health? Lessons from two infectious disease outbreaks in Canada. Glob Public
Health. 2009; 4:31–49.
Bunch
M, McCarthy D, Waltner-Toews D. 2008. A family of origin for an ecosystem
approach to managing for sustainability. In: Waltner-Toews D, Kay J, Lister
N-M, editors. The Ecosystem Approach: Complexity, Uncertainty, and Managing for
Sustainability. New York: Columbia Univ Pr; 2008. pp. 125–138.
Checkland
P, Scholes P. 1990. Soft Systems Methodology in Action. Chichester: John Wiley
& Sons.
Frank
D. 2008. One world, one health, one medicine. Can Vet J. 2008; 49:1063–1065.
Funtowicz
SO, Ravetz JR. 1990. Uncertainty and Quality in Science for Policy. Dordrecht:
Kluwer.
Funtowicz
SO, Ravetz R. 1994. Uncertainty, complexity and post-normal science. Environ
Toxicol Chem. 1994; 13:1181–1885.
Gitau
T, Gitau M, Waltner-Toews D. 2008. Integrated Assessment of Health and
Sustainability of Agroecosytems. Boca Raton: Taylor and Francis/CRC Pr.
Gunderson
LH, Holling CS, editors. 2002. Panarchy: Understanding Transformations in Human
and Natural Systems. Washington: Island Pr.
Helmore
K, Singh N. 2001. Sustainable Livelihoods: Building on the Wealth of the Poor.
Bloomfield, Connecticut, USA: Kumarian Pr.
Kahn
LH. 2006. Confronting zoonoses, linking human and veterinary medicine. Emerg
Infect Dis. 2006; 12:556–561.
Lebel
J. 2003. Health: An Ecosystem Approach. International Development Research
Centre; Ottawa.
McMichael
AJ. 2005. Integrating nutrition with ecology: Balancing the health of humans
and biosphere. Public Health Nutr. 2005; 8:706–715.
Nielsen
NO. 1992. Ecosystem health and veterinary medicine. Can Vet J. 1992; 33: 23–26.
Parkes
M, Panelli R. 2001. Integrating catchment ecosystems and community health: The
value of participatory action research. EcoHealth. 2001; 7: 85–106.
Parkes
MW, Bienen L, Breilh J, et al. 2005. All hands on deck: Trans-disciplinary
approaches to emerging infectious disease. EcoHealth. 2005; 2:258–272.
Pimentel
D, Westra L, Noss RF, editors. 2000. Ecological Integrity: Integrating
Environment, Conservation, and Health. Washington, DC: Island Pr.
Ribble
C, Hunter B, Lariviere N, et al. 1997. Ecosystem health as a clinical rotation
for senior students in Canadian veterinary schools. Can Vet J. 1997; 38:
485–490.
Schwabe
CW. 1984. Veterinary Medicine and Human Health. Baltimore/London: Williams
& Wilkins.
VanLeeuuwen
J, Waltner-Toews D, Abernathy A, Smit B. 1999. Evolving models of health toward
an ecosystem approach. Ecosystem Health. 1999; 5: 204–219.
Waltner-Toews
D, Kay J, Lister N-M, editors. 2008. The Ecosystem Approach: Complexity,
Uncertainty, and Managing for Sustainability. New York: Columbia Univ Pr.
Waltner-Toews
D, Kay J, Murray T, Neudoerffer C. 2004. Adaptive Methodology for Ecosystem
Sustainability and Health (AMESH): An Introduction. In: Midgley G, Ochoa-Arias
AE, editors. Community Operational Research: Systems Thinking for Community
Development. New York: Plenum Publications/Kluwer Academic.
Weiss
R, McMichael AJ. 2004. Social and environmental risk factors in the emergence
of new diseases. Nat Med. 2004; 10:S70–S76.
***
Catatatan:
Makalah
terjemahan ini telah diarsipkan di Perpustakaan Pusat Karantina Hewan dan
Keamanan Hayati Hewani dengan nomor katalog: 602.01.0022.PUSKH.II.2015. diterjemahkan
oleh: drh. Dede Sri Wahyuni, MSi. Medik Veteriner Muda, Pejabat Fungsional
Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani, Badan Karantina Pertanian.
******