Menurut catatan sejarah, Seorang yang bernama Gajah
Mada pada saat diangkat sebagai Maha Patih di kerajaan Majapahit bersumpah
bahwa ia tidak akan bisa hidup tenteram (amukti palapa) jika belum dapat
mengalahkan dan menyatukan seluruh Nusantara (negara negara kepulauan). Sumpah
itu kemudian dikenal dengan nama sumpah Palapa.
Adapun isi sumpah Palapa adalah
sebagai berikut: “Lamun huwus kalah Nusantara isun amukti palapa,
lamun kalah ring Gurun, ring Seran, Tanjungpura, ring Haru, ring Pahang, Dompo,
ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, saman isun amukti palapa” (Wikipedia).
Artinya: “Setelah tunduk Nusantara (negara negara
kepulauan) saya baru bisa hidup tenteram; Sesudah tunduk Gurun, Seran,
Tanjungpura, Haru, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, barulah saya
akan hidup tenteram”
Gajah Mada sebagai Mahapatih kemudian benar benar
dengan segala upayanya berusaha dan akhir bisa menundukkan dan menyatukan Nusantara,
Jadilah Majapahit Negara adidaya pada saat itu.
Pada saat kampanye (pemilihan presiden untuk
periode 2014 -2019) seorang bernama Joko Widodo calon Presiden berjanji dalam
Nawa Cita istilah dalam janjinya. Dan akhirnya terpilih sebagai Presiden beserta
Wakilnya Jusuf Kalla.
Nawa Cita atau Nawacita adalah istilah umum yang
diserap dari bahasa Sanskerta, nawa berarti sembilan dan cita berarti harapan,
agenda ataupun keinginan. Dalam konteks perpolitikan Indonesia menjelang Pemilu
Presiden 2014, istilah ini adalah visi-misi yang dipakai oleh pasangan calon
presiden dan wakil presiden Joko Widodo dan Jusuf Kalla berisi agenda
pemerintahan pasangan itu bila terpilih.
Dalam visi-misi tersebut dipaparkan sembilan agenda
pokok ataupun program untuk melanjutkan semangat perjuangan dan cita-cita
Soekarno yang dikenal dengan istilah Trisakti. Trisakti adalah berdaulat secara
politik, mandiri dalam ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan (Wikipedia)
Berikut inti dari sembilan program yang disebut
NAWA CITA yang disarikan dari situs www.kpu.go.id:
1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi
segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga negara, melalui
politik luar negeri bebas aktif, keamanan nasional yang terpercaya dan
pembangunan pertahanan negara Tri Matra terpadu yang dilandasi kepentingan
nasional dan memperkuat jati diri sebagai negara maritim.
2. Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun
tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya,
dengan memberikan prioritas pada upaya memulihkan kepercayaan publik pada
institusi-institusi demokrasi dengan melanjutkan konsolidasi demokrasi melalui
reformasi sistem kepartaian, pemilu, dan lembaga perwakilan.
3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan
memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan.
4. Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi
sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya.
8. Melakukan revolusi karakter bangsa melalui
kebijakan penataan kembali kurikulum pendidikan nasional dengan mengedepankan
aspek pendidikan kewarganegaraan, yang menempatkan secara proporsional aspek
pendidikan, seperti pengajaran sejarah pembentukan bangsa, nilai-nilai
patriotisme dan cinta Tanah Air, semangat bela negara dan budi pekerti di dalam
kurikulum pendidikan Indonesia.
Nawa Cita Joko Wododo – Jusuf Kalla 2014 – 2019 (Sumber Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi):
1. Menghadirkan kembali Negara untuk melindungi
segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga Negara.
2. Membuat Pemerintah tidak absen dengan membangun
tata kelola Pemerintah yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya.
3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan
memperkuat daerah daerah dan desa dalam kerangka Negara Kesatuan.
4. Menolak Negara lemah dengan melakukan reformasi
sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya.
5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.
6. Meningkatkan produktifitas rakyat dan daya saing
di pasar internasional.
7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan
menggerakkan sektor strategis ekonomi domestik.
8. Melakukan revolusi karakter bangsa.
9. Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi
sosial Indonesia.
Apakah Presiden Joko Widodo akan sukses seperti
Maha Patih Gajah Mada dalam merealisasikan janjinya? Tidak ada yang tahu,
kecuali Allah, namun seperti Gajah Mada kesuksesan mengurus dan mengemban negara
sebesar Nusantara tentu tidak mudah. Perlu kerja keras, kerja keras, kerja
keras…..
Belum ada setahun menjabat sebagai Presiden,
Pemerintahan baru Joko Widodo sudah banyak mendapat kritikan, hal ini terkait
dengan berbagai isu: 1. Melemahnya gairah pasar dan lesunya perekonomian; 2. Melemahnya
nilai tukar rupiah; 3. Tidak kompaknya anggota Kabinet, dimana terdapat menteri
yang menjelek-jelekan presidennya (Joko Widodo).
Berikut adalah keluhan masyarakat yang terekam di
media, Metrotvnews.com, Jakarta: Usia pemerintahan yang dipimpin Presiden Joko
Widodo baru seumur jagung, namun kebijakan yang digelontorkan tak sedikit
bersifat kontroversial. Tanpa terkecuali di bidang ekonomi. Para pelaku usaha
bahkan menuding gairah ekonomi melemah akibat kebijakan pemerintah yang kurang
sensitif dan tidak terarah. Demikian diutarakan Ketua Umum Asosiasi Persepatuan
Indonesia (Aprisindo) Eddy Widjanarko, kepada Media Indonesia, melalui
sambungan telepon. Dia memaparkan situasi ekonomi yang terjadi saat ini
terbilang kompleks. Beragam kebijakan yang dikeluarkan pemerintah disebutnya
malah melemahkan daya beli masyarakat.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah
masih melemah. Tak hanya karena pengaruh global, faktor struktural dan sentimen
pasar pun dinggap sebagai penyebabnya. Ekonom Universitas Gadjah Mada (UGM)
Tony Prasentiantono menjelaskan, membaiknya perekonomian Amerika Serikat (AS)
seperti raksasa bangkit. Jumlah pengangguran di sana juga
menurun."Indikasinya sekarang, muncul 200 ribu hingga 370 ribu lapangan
pekerjaan, sehingga pengangguran turun dari 10 persen menjadi 5,5 persen,"
jelas Tony. Ia menambahkan, penjualan mobil di AS year on year pun mencapai 17
juta unit. Sedangkan di Indonesia hanya 1,1 juta unit. Kurs rupiah juga masih
di atas Rp 13.300 per dolar AS.
news.okezone.com/read/2015/06/29, Politikus Partai
Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), TB Hasanuddin, menyatakan sudah
mendengar rekaman dari salah satu menteri yang menjelek-jelekkan Presiden Joko
Widodo (Jokowi). Ia mengatakan, rekaman tersebut dimiliki oleh Menteri Dalam
Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo. Dirinya pun menyesalkan perilaku menteri
tersebut. "Saya sudah mendengar rekaman soal yang menjelekkan Presiden.
Itu sangat disesalkan. Apalagi, itu dilakukan pembantu Presiden," ujarnya
di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (29/6/2015). Anggota Komisi I DPR RI
tersebut juga menduga menteri itu sudah sering menjelek-jelekkan Jokowi, dan
kebetulan penghinaannya terekam di salah satu acara. Namun, dia enggan membeberkannya
ke media perihal menjelek-jelekkannya tersebut seperti apa. "Dari satu
event itu. Ya mungkin sudah berkali-kali," katanya.
Di lihat dari berbagai sudut pandang (aspek)
Presiden Joko widodo harus bisa menyelasaikan semua permasalahan tersebut baik
secara cepat atau perlahan tapi pasti. Bapak Joko Widodo laksanakan NAWA CITA
dengan teguh itulah Janjimu, dengan janji itu anda telah terpilih.
Bagaimana akan meningkatkan kwalitas hidup bangsa
seperti dalam Nawa Cita kalau perekonomian lesu rupiah anjlok.? Terbukti
kebijakan angaran yang ada sekarang perlu diubah untuk mengairahkan ekonomi.
Banyak hotel kembang kempis, karena kebijakan pengetatan yang tidak tepat
(penggunaan hotel perlu dipilah pilah saja). Bagaimana Negara tidak rugi bila
serapan anggaran kementerian hanya serapan anggaran perjalanan dinas? Sebaiknya
perjalanan dinas tidak dihitung sebagai serapan anggaran, justru inilah yang
harus mendapat pengetatan anggaran.
Membangun masyarakat dari pinggir, dari desa,
daerah dan tentu saja harus dari perbatasankan? Selain itu juga bangunlah
kesejahteraan pekerjamu para PNS jangan hanya memperhatikan pegawai kementerian
keuangan seperti Bea Cukai dan Pajak saja, ini juga harus dibangun dari pinggir
sejajarkan gaji semua penegak hukum seperti polisi, hakim, jaksa, sipir,
tentara, sejajarkan gaji PNS yang bekerja di Pelabuhan dan Bandara seperti Bea
Cukai, Karantina hewan tumbuhan ikan, karantina kesehatan, Imigrasi, otoritas
pelabuhan. Dll sesuai Nawa Cita.
Tidak perlu menundukan Negara pulau pulau seperti Gajah Mada, Presiden Joko Widodo hanya Perlu menundukkan Orang orang sekitarnya agar tidak bersifat korup, budek, sombong dll. Banyak pelajaran dari para pemimpin kita dahulu,
presiden harus bisa memilih pembantunya dengan tepat, harus bisa memilih orang
kepercayaan dengan tepat, harus bisa mendengar dengan tepat dan harus bisa
bertindak dengan tepat. Masih banyak waktu kedepan, mari bekerja, selamat
berjuang pak Joko Widodo semoga berhasil seperti Gajah Mada dengan sumpah
Palapanya..
***Penulis: drh Giyono Trisnadi.
SUMBER:
Kompas, News /Nasional, "Nawa Cita", 9
Agenda Prioritas Jokowi - JK. Rabu, 21 Mei 2014 | 07:54 WIB. Editor : Inggried Dwi Wedhaswary. http://nasional.kompas.com/read/2014/05/21/0754454/.Nawa.Cita.9.Agenda.Prioritas.Jokowi-JK
Kemenpanrb. 2015. Kementerian Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Jl. Jend. Sudirman Kav. 69 Jakarta
Selatan - 12190 Indonesia, Telp. (+6221) 7398381 – 89. Nawa Cita. Website: http://www.menpan.go.id/news-ticker/3323-nawa-cita-2014-2019
Metrotvnews.com. Tesa Oktiana Surbakti - 12 April
2015 12:43 WIB Aprisindo: Kebijakan Ekonomi Jokowi Lemahkan Gairah Ekonomi
website: http://ekonomi.metrotvnews.com/read/2015/04/12/384741/aprisindo-kebijakan-ekonomi-jokowi-lemahkan-gairah-ekonomi
Okezone.com. 2015. Rekaman Menteri yang Menjelekkan
Jokowi Diputar. Senin, 29 Juni 2015 - 13:05 wib. Website: http://news.okezone.com/read/2015/06/29/337/1173069/rekaman-menteri-yang-menjelekkan-jokowi-diputar?gclid=CjwKEAjw5pKtBRCqpfPK5qXatWYSJABi5kTxI7OTe7u9pG-PFyhNmvPl2tZ23gexSFrNM1P8_kN9ShoCPvjw_wcB
Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.
Nawa Cita. Website: https://id.wikipedia.org/wiki/Nawa_Cita
*********
Tidak ada komentar:
Posting Komentar