Tanggal
17 Agustus akan segera tiba, masyarakat Indonesia tentu akan memperingati Kemerdekaan
Bangsa Indonesia dengan antusiasnya. Akan
segera bermunculan tulisan ucapan Selamat atau dirgahayu atas kemerdekaan ini
baik di spanduk, baliho, di tugu di
jalan jalan maupun gang gang RT, kelurahan di desa maupun kota. Semua bersolek dan
bergembira dengan meriahnya menyambut Ulang Tahun Kemerdekaan RI.
Dalam waktu dekat ini tentu akan banyak kita temui ucapan atau kalimat seperti ini:
SELAMAT
HUT KEMERDEKAAN RI KE 70
SELAMAT
HUT RI KE 70 (17 AGUSTUS 1945 – 17 AGUSTUS 2015)
DIRGAHAYU
HUT KEMERDEKAAN RI KE 70
DIRGAHAYU
HUT RI KE 70
DIRGAHAYU
KEMERDEKAAN RI KE 70
DIRGAHAYU
PROKLAMASI KEMERDEKAAN RI KE 70
DIRGAHAYU
HUT PROKLAMASI KEMERDEAAN RI KE 70
Ucapan
diatas adalah sebuah kemeriahan yang mengungkapkan rasa kesenangan, dan rasa
syukur. Sebagai sebuah kalimat atau ucapan dalam bahasa apakah kalimat diatas
salah? Tujuan dalam berkomunikasi dengan bahasa pada prinsipnya adalah
diterimanya dengan benar oleh pihak yang diajak komunikasi apa isi pesan yang
dimaksud (tahu sama tahu). Namun apakah isi pesan dalam bahasa tersebut bisa diterima
dengan benar oleh semua pihak dan tidak menimbulkan kebingungan. Itulah itinya.
Bahasa
adalah alat untuk meyampaikan sesuatu yang ada dalam hati maupun pikiran.
Sebagai alat komunikasi bahasa yang dinyatakan dengan baik akhirnya bisa dimengerti
oleh pihak yang diajak berkomunikasi, baik itu bahasa ucapan, tulisan, isyarat
atau bahasa tubuh sekalipun. Sebaliknya penggunaan bahasa yang tidak baik,
tidak runtut, akan membingungkan.
Dari
berbagai variasi penulisan kalimat ucapan dalam memperingati kemerdekaan RI ada
beberapa di antaranya yang penulisannya kurang tepat. Hal tu dapat diperhatikan
pada contoh (yang telah dikelompokkan) di bawah ini (sumber kemdikbud):
(1)
Dirgahayu HUT RI Ke-70
(2)
Dirgahayu RI Ke-70
(3)
HUT ke LXX Kemerdekaan Indonesia
Penulisan
dan penyusunan contoh itu dilakukan secara tidak cermat hingga menimbulkan
salah tafsir. Ketidaktepatan contoh (1) terletak pada penempatan kata
dirgahayu. Kata dirgahayu merupakan kata serapan dari bahasa Sanskerta, yang
bermakna ‘panjang umur’ atau berumur panjang’. Jika dihubungkan dengan makna
yang didukung oleh HUT, pemakaian kata dirgahayu tidak tepat karena rangkaian
kata dirgahayu HUT bermakna ‘selamat panjang umur HUT’. Makna seperti itu dapat
memberi kesan bahwa yang diberi ucapan “selamat panjang umur” dan “semoga
panjang umur” adalah HUT-nya, bukan RI-nya. Padahal yang dimaksud dengan
ungkapan adalah RI. Oleh karena itu, agar dapat mendukung pengertian secara
tepat, susunan dirgahayu HUT perlu diubah menjadi dirgahayu RI. Ungkapan itu
sudah tepat tanpa harus disertai HUT dan ke-70. Jika HUT ingin digunakan,
sebaiknya kata dirgahayu kita hilangkan dan kata bilangan tingkat ke-70
dipindahkan sebelum RI sehingga susunannya menjadi HUT KE-70 RI.
Ketidaktepatan
contoh (2), yaitu dirgahayu RI ke-70, terletak pada penempatan kata bilangan
tingkat. Dalam hal ini kata bilangan tingkat yang diletakkan sesudah RI (RI
Ke-70) dapat menimbulkan kesan bahwa RI seolah-olah berjumlah 70 atau mungkin
Iebih. Kesan itu dapat menimbulkan pengertian bahwa yang sedang berulang tahun
adalah RI yang ke-70 bukan RI yang ke-10 ke-15, atau yang lain. Padahal, kita
mengetahui bahwa di dunia ini hanya ada satu RI, yaitu Republik Indonesia, yang
sedang berulang tahun ke-70. Untuk menghindari kemungkinan terjadinya salah
tafsir semacam itu, susunan RI ke-70 harus kita ubah. Pengubahan itu dilakukan
dengan memindahkan kata bilangan tingkat ke-70 ke posisi sebelum RI dan
menggantikan kata dirgahayu dengan HUT sehingga susunannya rnenjadi HUT ke-70
RI.
Contoh
(3) ketidaktepatannya terletak pada penulisan angka Romawi. Dalam hal ini kata
bilangan tingkat yang ditulis dengan angka Romawi seharusnya tidak didahului
dengan ke-. Oleh karena itu, bentuk ke- pada kata bilangan tingkat ke LXX pada
contoh (3) harus dihilangkan sehingga menjadi LXX. Sebaliknya, jika ditulis
dengan angka Arab, bentuk ke- harus disertakan sebelum angka Arab itu sehingga
bentuknya menjadi ke-70. Jadi, penulisan ungkapan contoh (3) di atas yang tepat
adalah HUT LXX Kemerdekaan RI atau HUT Ke- 70 Kemerdekaan RI.
Jadi
bagaimana penulisan yang lebih tepat ? Kurang lebih seperti ini,
DIRGAHAYU
RI
DIRGAHAYU
KEMERDEKAAN RI
SELAMAT
HUT KE-70 RI
SELAMAT
HUT LXX KEMERDEKAAN RI
SELAMAT
HUT KE-70 KEMERDEKAAN RI
Kita
juga bisa menulis kalimat ungkapan rasya syukur atas kemerdekaan bangsa
Indonesia dalam berbagai variasi yang lain dalam kalimat pendek maupun panjang,
dalam sepanduk maupun baliho asal dilakukan dalam kalimat yang ditulis secara
cermat agar bisa dimengerti semua pembaca. Dengan menggunakan kalimat secara cermat,
selain dapat menyatakan informasi yang tepat berarti kita pun turut mendukung
usaha pembinaan dan pengembangan bahasa.
DAFTAR
PUSTAKA:
Agyl
Ardi Rahmadi. 2009. “Kalimat untuk memperingati kemerdekaan Indonesia”. Jurnal
Agyl Ardi. Cerita, Pikiran, Coretan, dan Kehidupan. Website: https://agylardi.wordpress.com/2009/08/17/kalimat-untuk-memperingati-kemerdekaan-indonesia/
Kemdikbud.
”Dirgahayu Republik Indonesia” Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Jalan Daksinapati Barat IV, Rawamangun,
Jakarta Timur. Telepon (021) 4706287, 4706288, 4896558, 4894546. Faksimile
(021) 4750407. http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/petunjuk_praktis/364/Dirgahayu%20Republik%20Indonesia Pos-el: badan.bahasa@kemdikbud.go.id; © Badan Bahasa, Kemdikbud.
Teddy
Mas, masteddy. 31 Juli 2012. “Dirgahayu HUT RI ke-67, Betul /Salah?”
Kompasiana. Website: http://www.kompasiana.com/masteddy/dirgahayu-hut-ri-ke-67-betul-salah_5512bccfa333119d62ba7d3b
***Penulis:
drh Gyono Trisnadi
*********
Tidak ada komentar:
Posting Komentar