Adalah sifat babi, bila didorong pantatnya dia akan mundur, bila di
tarik ekornya dia akan maju (Selalu melawan /Waton Suloyo), babi pemakan apa
saja, bukan hanya makan bekatul, butiran dan sayuran bisa daging bahkan batu bata maupun semen bahan
kandangnya juga dimakannya (Serakah).
Apalagi babi bila diberi makan saat lapar akan maju berebutan dan menerjang apa saja tanpa perhitungan walaupun ada paku yang menonjol di kandang sehingga bisa melukai diri mereka sendiri (Ngawur /tanpa perhitungan /tidak tengggang rasa /tidak tahu malu).
Apalagi babi bila diberi makan saat lapar akan maju berebutan dan menerjang apa saja tanpa perhitungan walaupun ada paku yang menonjol di kandang sehingga bisa melukai diri mereka sendiri (Ngawur /tanpa perhitungan /tidak tengggang rasa /tidak tahu malu).
Adalah sejarah bangsa Indonesia selalu berulang dan berulang, berawal
dari perjuangan, persatuan bangsa dengan kesopanan, kemudian selalu diakhiri
dengan pertikaian, perpecahan dan tercerai berai karena keserakahan dan
kesombongan. Apakah sejarah bangsa ini akan berulang lagi? Naga-naganya
begitu...
Diawali dari terjadinya penurunan ketahanan pangan nasional,
sebenarnya ini adalah masalah komplek, tetapi bila disederhanakan adalah hanya
karena kesalahan pengaturan ijin impor komoditi pertanian.. Mengobral ijin
impor tanpa memperhitungkan kepentingan petani.. Bisa jadi ini adalah karena
nafsu serakah dan kemalasan berpikir, bertindak dan kurangnya tenggang rasa..
Kesenjangan hidup masyarakat (antara orang kaya dan orang miskin,
antara petani dan politisi, dll) yang sangat menyolok dan makin meningkat
terutama di kota kota besar. Ini dipicu oleh gaji rendah dan kebutuhan pokok
(pangan, kesehatan dan pendidikan) yang makin mahal. Sulitnya mengurus perijinan
usaha, banyaknya gangguan (baik oleh birokrat, organisasi sosial, lembaga
swadaya masyarakat maupun preman yang sesungguhnya) terhadap pengusaha membut
gaji makin kecil.. Bisa jadi ini juga karena nafsu serakah, kemalasan berpikir,
kurangnya rasa malu dan kurangnya tenggang rasa..
Tumpang tindihnya banyak peraturan membuat ruwetnya urusan hukum..
rebutan urusan antar kementerian.. rebutan antara urusan pusat dan urusan
daerah..
Hilangnya kepercayaan masyarakat pada penyelenggara negara..
menimbulkan keberanian masyarakat untuk main hakim sendiri.. dan memicu
pelanggaran hukum, ketidak taatan pada hukum...
Semakin hilangnya kesadaran dan pemahaman masyarakat mengenai arti pengorbanan
untuk kepentingan masyarakat luas, hilangnya tenggang rasa, hilangnya
kebanggaan bila menjunjung sportifitas, hanya
mementingkan hasil tanpa memperhatikan proses, suka memandang rendah orang
lain, organisasi lain, partai lain, profesi lain (siapa yang mau jadi buruh, petani,
peternak kalau tidak terpaksa?).
Ekor dari permasalahan bangsa ini sudah terlihat dari adanya Fenomena
silang sengketa Pilpress sekarang ini (antara kubu Prabowo, KPU dan Jokowi yang
baru disidangkan di MK) dan perselisihan perselisihan lainnya adalah ekstraksi
dari semua permasalahan kehidupan bermasyarakat yang makin rumit.. yang
ditunggangi oleh kesombongan, nafsu serakah, hilangnya tenggang rasa dan
kesopanan oleh banyak di antara kita..
Dalam Pilpres ini bila salah satu pihak tida ada yang mau mengalah
(untuk kepentingan bangsa) bibit perpecahan telah di mulai.. Indonesia menuju
pada kehancuran seperti sejarah masa lalu.. KELAM..
Sepertinya kita Menuju Pada Bangsa BABI..!
***Penulis: drh. Giyono Trisnadi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar