english version below
EPIDEMIOLOGI
Kejadian Penyakit
Newcastle Disease (ND) adalah penyakit pada unggas yang indemik di Indonesia, dan kejadian penyakit ini sudah umum terjadi pada peternakan komersiil maupun non komersiil. Akibat seringnya terjadi wabah ND maka bisa dikatakan ini merupakan tren penyakit unggas Indonesia, dan oleh karena itu kebanyakan peternak di indonesia telah banyak mempunyai pengalaman terkena wabah, bagaimana cara mencegah dan mengendalikannya.
Kejadian Penyakit
Newcastle Disease (ND) adalah penyakit pada unggas yang indemik di Indonesia, dan kejadian penyakit ini sudah umum terjadi pada peternakan komersiil maupun non komersiil. Akibat seringnya terjadi wabah ND maka bisa dikatakan ini merupakan tren penyakit unggas Indonesia, dan oleh karena itu kebanyakan peternak di indonesia telah banyak mempunyai pengalaman terkena wabah, bagaimana cara mencegah dan mengendalikannya.
Di beberapa negara di dunia ND juga
merupakan penyakit endemik, dan kini masih mewabah di Afrika, Asia dan Amerika
Selatan. Di beberapa negara Eropa telah bebas dari penyakit ND untuk beberapa
tahun terakhir. ND telah dapat dikendalikan di Canada, USA, beberapa negara
Eropa barat.
Hospes (Inang)
Hospes penyakit ND adalah pada kebanyakan
spesies burung baik domestik maupun liar. (Tingkat mortalitas /kematian dan
morbiditas /kesakitan bervariasi antara spesies dengan strain virusnya; ayam
adalah unggas yang paling rentan, bebek dan angsa adalah unggas yang paling
rendah kerentanannya; kemungkinan merupakan penyakit carrier pada burung paruh
bengkok /psitacine dan beberapa burung liar lainnya).
Cara Penularan
- Kontak langsung dengan sekresi, terutama dari burung yang terinfeksi.
- Pakan yang terkontaminasi, air alat, pakaian operator dll.
Sumber virus
1. Sekret dari organ respirasi dan feses (tinja); 2. Semua bagian dari bangkai. [Pelepasan / peluruhan
/ shedding virus (setelah replikasi
selesai) sejak masa inkubasi dan berakhir sejak periode pemulihan; Beberapa
burung psittacine (burung paruh bengkok) telah terbukti pelepasan /shedding
virus Nd sebentar sebentar / intermitten (terputus secara terus menerus) untuk
lebih dari 1 tahun].
ETIOLOGI
Klasifikasi agen penyebab
penyakit
- Virus family Paramixoviridae, genus Rubula virus.
Ketahanan terhadap tantangan fisik dan kimia:
- Suhu: Tidak aktif oleh panas 56 º C selama 3 jam, 60 º C selama 30 menit
- pH: Tidak aktif pada pH asam.
- Desinfektan: Sensitif terhadap eter.
- Kelangsungan hidup: bertahan untuk waktu yang lama di suhu lingkungan, khususnya di feses (tinja).
DIAGNOSA
Masa inkubasi 4 – 6 hari.
Diagnosa klinis
- Gejala respirasi / dan atau syaraf: terengah engah dan batuk; 2. Mengantungkan sayapnya, menyeret kakinya, memutar kepala dan leher, berputar-putar, murung, tidak bernafsu.
- Produksi telur berhenti total atau parsial.
- Bentuk telur tidak normal, kulit kasar, tipis, dan albumennya encer.
- Diare encer kehijauan.
- Pembengkaan jaringan disekitar leher.
- Morbiditas dan mortalitas tergantung pada virulensi (keganasan) dari strain virus, tingkat pengebalan vaccin, kondisi lingkungan, dan kondisi kawanan.
Lesi (Luka menciri)
- Tidak ada gambaran patognomonic (gejala khas yang timbul) secara kasar sebagai lesi yang menciri.
- Beberapa burung seharusnya diperiksa untuk membuat diagnosa tentativ (sementara)
- Diagnosa akhir harus menunggu hasil isolasi dan identifikasi virus.
Lesi yang
mungkin ditemukan adalah:
- Edema (meningkatnya cairan diluar sel) usus atau jaringan daerah leher, terutama di dekat ceruk dada.
- Kongesti (meningkatnya jumlah darah atau cairan akibat bendungan) dan sesekali hemoragi (perdarahan) pada mukosa trachea.
- Ptechiae (perdarahan titik) dan ekimosis (memar) kecil di mukosa proventrikulus, terkonsentrasi di sekitar lubang dari kelenjar mukosa.
- Edema, hemoragi, nekrose (kematia) atau ulcerasi (luka terbuka) jaringan limfoid di mukosa dinding usus.
- Edema, hemoragi atau degenerasi (kemunduran) indung telur.
Differensial diagnosa
- Fowl cholera.
- Avian influenza.
- Laryngotraceitis.
- Fowl pox (diphtheritic form).
- Psittacosis (chlamydiosis) (psittacine birds)
- Mycoplasmosis.
- Infectious bronchitis.
- Also management errors such as deprivation of water, air, feed.
Diagnosa laboratorium
- Identifikasi agen penyakit: Inokulasi (penanaman) dari telur ayam berembio umur 1 – 9 hari dikuti: 1. Uji hemaglutinati aktiviti (HA); Hemaglutinasi inhibisi (HI) dengan anti serum khusus ND.
- Tes serologis: 1. Tes Hemaglutinasi Inhibisi (HI); 2. ELISA
Sampel
- Identifikasi agen penyakit: Swab trachea dan swab kloaka (atau feses /tinja) dari burung hidup atau tinja dari burung mati.
- Tes serologi: Sampel darah atau serum
PENCEGAHAN DAN PENGOBATAN
Tidak ada pengobatan. Pemberian
pakan tambahan yang bersifat menurunkan peristaltik usus akan menurunkan angka
kematian dalam suatu populasi.
Pencegahan penyakit dengan
sanitasi
- Isolasi yang ketat saat wabah.
- Musnahkan semua unggas terinfeksi dan yang terpapar.
- Cuci dan desinfeksi tempat.
- Pemusnahan bangkai secara tepat.
- Pengendalian hama di kandang (kawanan).
- Depopulasi 21 hari sebelum restocking.
- Menghindari kontak dengan burung dengan status kesehatan yang tidak jelas.
- Pengendalian lalu lintas manusia.
- Dianjurkan beternak dengan sitem all in all out (semua masuk semua keluar) / satu kelompok umur per peternakan.
Pencegahan dengan cara medis
- Vaksinasi dengan vaksin hidup dan / atau vaksin emulsi secara nyata dapat mengurangi kerugian dalam kawanan unggas.
- Vaksin hidup B1 dan strain La Sota dalam larutan air atau disemprotkan. Seskali diberikan melalui hidung atau mata. Ayam sehat dapat divaksinasi mulai umur 1 - 4, tetapi menunda vaksinasi sampai minggu kedua atau ketiga mungkin lebih efisien.
- Beberapa infeksi lain (misalnya Mycoplasma) dapat memperburuk reaksi vaksin. Oleh sebab itu Killed vaccine (Vaksin virus mati) harus digunakan.
*** Penulis: Drh. Giyono Trisnadi
– dari berbagai sumber.
Daftar keterangan
istilah /definisi /arti kata:
degenerasi =
kemunduran.
Diagnosa tentativ =
diagnosa sementara.
Diagnosa definitif =
diagnosa pasti.
Edema = meningkatnya
cairan diluar sel (oedema).
ekimosis = memar.
Feses = tinja.
Hemoragi = perdarahan
(haemorrhagie)
Kongesti = meningkatnya
jumlah darah atau cairan akibat bendungan (congestion).
Lesi = jejas atau luka menciri.
Lesi = jejas atau luka menciri.
Morbiditas = tingkat
kesakitan.
Mortalitas = tingkat
kematian.
Nekrose = kematian
(epithel /jaringan).
Patognomonik = gejala
khas yang timbul (patognomonic).
Petekie = perdarahan
titik (ptechiae).
Ulcerasi = luka
terbuka.
Virulensi = tingkat
keganasan.
Zoonosis = Penyakit yang dapat menular dari hewan ke manusia maupun sebaliknya.
Zoonosis = Penyakit yang dapat menular dari hewan ke manusia maupun sebaliknya.
******
English version
NEWCASTLE DISEASE
(ND)
OCCURRENCE OF DISEASE
Newcastle Disease (ND) is indemik
disease of poultry in Indonesia, and the incidence of this disease is common in
commercial and non-commercial farms. Due to frequent outbreaks of ND so it
could be said this is the trend of Indonesian poultry diseases, and therefore
most farmers in Indonesia have a lot of experience has exposed the outbreak,
how to prevent and control it.
In some countries in the world ND
is endemic, and now still endemic in Africa, Asia and South America. In some
European countries have been free from Newcastle disease for the last few
years. ND has to be controlled in Canada, USA, some western European countries.
Host
Many species of birds, both
domestic and wild (The mortality and morbidity rates vary among species and
with the strain of virus; Chickhens are the most susceptible poultry,ducks and
geese are the least susceptible poultry; A carrier state may exists in
psittacine and some other wild birds).
Transmission
- Direct contact with secretions, especially faeces, from infected birds.
- Contaminated feed, water, implements, premises human clothing, etc.
Sources of virus
1. Respiratory discharges, faeces; 2. All parts of the carcass. ( Virus is shed during the incubation period and for a limited period during convalescence. Some psittacine birds have been demonstrated to sheed ND virus intermittently for over 1 year).
1. Respiratory discharges, faeces; 2. All parts of the carcass. ( Virus is shed during the incubation period and for a limited period during convalescence. Some psittacine birds have been demonstrated to sheed ND virus intermittently for over 1 year).
AETIOLOGY
Classification of causative agent
- Virus family Paramixoviridae, genus Rubula virus.
Resistance to physical and
chemical action:
- Temperature: Inactivated by 56 ºC/3 hour, 60 ºC/30 min
- pH: Inactivated by acid pH
- Disinfectants: Ether sensitive
- Survival: survives for long periods at ambient temperatur, especially in faeces
DIAGNOSIS
Incubation period is 4 - 6 days
Clinical diagnosis
- Respiratory and/or nervous sign: 1. Gasping and coughing; 2. Dropping wings, dragging legs, twisting of the head and neck, circling, depression, inappetence.
- Partial or complete cessation of egg production.
- Eggs are misshapen, rough-shelled, thin-shelled and contain watery albumen
- Greenish watery diarrhea.
- Swelling of the tissues around the eyesand in the neck.
- Morbidity and mortality depend on virulence of the virus strain, degree of vaccinal immunity, environmental conditions, and condition of flock.
Lesion
- There are no pathognomonic gross lesions
- Several birds have to be examined to make a tentative diagnosis
- Final diagnosis must await virus isolation and identification.
Lesion may be found are:
- Oedema of the intestinal or peritracheal tissue of the neck, especially near the thoracic inlet.
- Congestion and some times haemorrhage on tracheal mucosa.
- Petechiae and small ecchymoses on the mucosa of the proventriculus, concentrated around the orifices of the mucous glands
- Oedema, haemorrhages, necrosis or ulcerations of lymphoid tissue in the intestinal wall mucosa.
- Oedema, haemorrhages or degeneration of ovaries.
Differential diagnosis
- Fowl cholera.
- Avian influenza.
- Laryngotraceitis.
- Fowl pox (diphtheritic form).
- Psittacosis (chlamydiosis) (psittacine birds)
- Mycoplasmosis.
- Infectious bronchitis.
- Also management errors such as deprivation of water, air, feed.
Laboratory diagnosis
- Identification of the agent: Inoculation of 9 - 1 day - old embryonated chicken eggs followed by: 1. Examination of haemaglutination activity; 2. Inhibition of haemaglutination by ND virus-specific antiserum).
- Serological test: 1. Haemagglutination Inhibition test; 2. ELISA.
Samples
- Identification of the agent: Tracheal and cloacal swab (or faeces) from live birds or from pools and faeces from dead bird.
- Serological test: Clotted blood samples or serum.
PREVENTION AND CONTROL
No treadment
Sanitary prophylaxis
- Strict isolation of out breaks.
- Destruction of all infected and exposed bird.
- Throug cleaning and disinfection of premises.
- Proper carcass disposal.
- Pest control in flocks
- Depopulation followed by 21 days before restocking.
- Avoidance of contact with bird of unknown health status.
- Control of human traffic.
- One age group per farm (all in all out) breeding is recommended.
Medical prophylaxis
- Vaccination with live and/or emultion vaccines can markedly reduce the losses in poultry flock.
- Live B1 and la sota strain are administrated in drinking water or as a coarse spray. Some times administered intranasally or intraocularly. Healthy chickens may be vaccinated as early as day 1 - 4 of life, but delaying vaccination until the second or third week increases its efficiency.
- Some other infections (e.g. mycoplasma) may aggravate the vaccine reaction. Killed virus vaccine should then be used.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar