PUNGGUK MERINDUKAN BULAN

Dapat dipastikan bahwa di setiap Pemimpin baru ataupun setiap instansi pemerintah kita punya itu yang namanya visi - misi. Dan sudah dapat dipastikan pula bahwa visi - misi organisasi suatu instansi dibuat sebaik mungkin biar tampak instansi tersebut keren dan hebat. Dan saking semangatnya bikin visi - misi, kalimat visi - misinya terlalu bertele-tele, panjang dan menjadi susah difahami.


Namun celakanya banyak visi - misi tidak berdasar atau malah melupakan visi - misi kita bersama yaitu visi - misi dalam UUD kita "menuju masyarakat Indonesia yang adil dan makmur"

Dan lebih celaka lagi visi - misi itu hanya diomongkan saja kemana-mana dan sama sekali tidak dilaksanakan dan tidak bisa dilaksanakan. Karena yang terjadi adalah lain di visi - misi, lain lagi tindakan dan peraturan yang dibuat. Karena ada tindakan dan peraturan dari suatu instansi tidak selaras dengan visi - misi yang dibuat. Dan banyak peraturan yang mengingkari keadilan yang merupakan roh dari visi - misi kita bersama.

Waduh, maaf kenapa juga saya jadi ngelantur mikir visi - misi dan tetek bengek segala macam. Mendingan saya leyeh-leyeh saja di rumah minum teh panas sambil nonton Empat matanya Thukul Arwana bersama Lap Topnya. Ini mungkin karena keprihatinan saya terhadap negeri ini yang kian mundur saja.
Kenapa mundur?

Lihat indikasinya...Harga-harga tambah mahal.

Coba sekarang berapa harga emas? Beras? Daging sapi? Telur? Bahkan kencing di WC umum aja harus bayar Rp 1000. Yang dulu cukup Rp 100 terus jadi Rp 500.....
Kenapa mundur?

Lihat indikasinya.... Impor kita tambah banyak.

Coba sekarang berapa jumlah impor sapi? daging sapi? jeroan? Tepung daging? Tepung telur? Susu? Beras? Bawang? Wortel? Kentang? Buah-buahan? Semuanya diimpor!!!

Bukankah negeri ini negeri agraris? kenapa itu semua diimpor? Yah negeri ini benar benar mundur di segala bidang. Kita telah gagal. Tatatanan Sosial-politik-ekonomi rusak, Industri gagal, Pertanian gagal, peternakan gagal...semuanya gagal. Ya.. Kita harus sadar!!! Bahwa kita ini goblok....terlalu banyak berkayal dan tak tahu diri.

Ada satu kata kunci tuk mengatasi itu semua, yaitu keadilan dalam setiap keputusan, peraturan dan tindakan. Karena dengan masyarakat merasa mendapat keadilan dari sebuah peraturan atau keputusan, maka kekuatan masyarakat dengan sendirinya akan bersinergi membentuk suatu kekuatan kemajuan nasional.

Dan perlu diingat bahwa pemimpin harus merupakan simbol keadilan, dan pemimpin adalah teladan kebaikan dalam perbuatan.

Banyak pemimpin kita yang sebenarnya hanya pemimpi yang kerjaannya hanya berkoar koar saja dan dengan itu saja sudah merasa hebat. Dan menutupi kegagalanya dengan visi - misi yang indah.

Gaya para pemimpin kita itu seperti "pungguk merindukan bulan". Orang jawa bilang "Koyo cecak arep nguntal setliko" Hanya bisa berangan angan yang tinggi, tapi ga mikir kalau ga ada kemampuanya tuk itu.
Mimpi kali ye........

*** Penulis: drh. Giyono Trisnadi


PENTING UNTUK PETERNAKAN: