Penyebab Diare Pada Sapi Domba Kambing Dan Cara Mengatasinya

Diare atau mencret adalah gangguan pencernaan yang ditandai dengan buang air besar dengan frekwensi berlebihan dan dengan feces yang lembek, encer sampai cair. Kondisi diare ini merupakan gejala yang ditimbulkan oleh reaksi tubuh dari tantangan (aksi) fisik (kondisi lingkungan, kimiawi (pakan atau sesuatu yg dimasukkan dalam tubuh) maupun biologis (infeksi mikroorganisme tertentu). Atau secara sederhananya bahwa diare disebabkan oleh Faktor kondisi lingkungan, pakan dan infeksi.

Kejadian Diare bisa dibagi menjadi dua keadaan, yaitu diare akut dan diare kronis. Perbedaan antara diare akut dan diare kronis terletak pada lamanya penyakit berlangsung. Kondisi diare sudah bisa dikatakan diare kronis bila kejadiannya sudah lebih dari 2 minggu.

Kondisi diare biasanya bukan gejala tunggal, biasanya keadaan ini disertai demam, sakit perut (punggung melengkung), sakit kepala (limbung), diare berlendir atau berdarah, Muntah (pada hewan2 tertentu), dehidrasi (mulut kering, bulu kering rontok, lemas jalan sempoyongan) Dari semua gejala tersebut, dehidrasi adalah hal yang paling perlu diwaspadai dari diare.




Tantangan Fisik

Penyebab diare dari tantangan fisik meliputi:

  1. Cuaca yang terlalu dingin atau berubah ubah dari cuaca panas mendadak menjadi dingin bisa menyebabkan diare.
  2. Pemindahan atau transportasi sapi domba kambing dari suatu negara  (impor), atau dari suatu dareah yang perlu waktu lama bisa menyebabkan diare.
  3. Perlakuan atau penanganan sapi (pemeriksaan kesehatan, vaksinasi, kastrasi, potong tanduk dll) di kandang jepit di suatu peternakan bisa menyebabkan diare.
  4. Kandang yang kotor, terlalu becek, basah, lembab /feses menumpuk.
  5. Kandang terlalu padat penuh dengan hewan ternak .
  6. dll


Tantangan Kimiawi

Penyebab diare dari tantangan kimiawi diantaranya:

  1. Kualitas pakan pakan yang jelek. Makan Rumput muda, Rumput basah, Pakan dengan kadar selulose dan lignin yang terlalu tinggi, pakan basi, pakan fermentasi (silase) yang gagal pada saat pemrosesannya dll
  2. Keracunan. Makan tetumbuhan yang mengandung racun ataupun keracunan dari pakan yang tercemar racun insektisida dll.
  3. Kesalahan pakan. Pemberian pakan dengan komposisi pakan yang tidak tepat /terlalu banyak konsentrat /protein dll.
  4. Pergantian pakan yang mendadak.
  5. Efek pemberian obat tertentu (alergi, over dosis).
  6. dll


Tantangan Biologik

Penyebab diare dari tantangan biologik diantaranya:

  1. Adanya infeksi Virus. Corona Virus, rota virus, Bovine Viral Diare (BVD virus), dll., Juga Malignant Catarrhal Fever /MCF (Herpes virus) atau penyakit Ingus jahat dengan gejala peradangan mulut dan erosi lidah disertai diare berdarah.
  2. Adanya infeksi Bakteri. Escherichia Coli, Salmonella enteritica, Clostridium perfringens, Mycobacterium paratuberculose (pernah terdeteksi pada sapi yang diimpor), dll., Juga Pasteurella multocida dengan berbagai serotype yang pathogen yang dikenal dg nama Septicaemia Epizooticae (SE) atau penyakit ngorok pada sapi dengan bengkak dada dan kepala disertai diare berdarah.
  3. Adanya infestasi Parasit. Endoparasit yang menyebabkan diare yaitu golongan cacing, diantaranya cacing gilig atau nematoda (Ascaris Vitulorum, Oesophagusomum spp, Bunostomum sp, Strongyloide sp dll), dan cacing daun atau trematoda (Paramphistomum sp, Fasciola gigantica dll. dengan gejala pembengkakan lgl mandibularis dan konstipasi atau kadang bisa terjadi diare).
  4. Adanya infeksi Jamur. Jamur Fusarium graminarum, Aspergilus sp. dll. Tidak hanya menimbulkan diare Infeksi jamur bisa merusak organ2 tubuh lainnya.
  5. Adanya infeksi Protozoa. Coccidia (Eimeria bovis, Eimeria alabamensis, dan Eimeria auburnensis), Cryptosporidium parvum, Blastocystis sp, dll. Menimbulkan gejala diare berdarah.
  6. dll

 

Faktor predisposisi

Faktor yang mempermudah dan mempercepat kejadian penyakit atau faktor predisposisi adalah keadaan: Kandang tidak pernah dilakukan desinfeksi. Kandang yang jarang dibersihkan sehingga feces menjadi lantai kandang yang becek berair. Kadang tidak mendapat sinar matahari. Kandang yang fentilasinya kurang sehingga udaranya kurang segar.

 Pencegahan

  • Menjaga kebersihan lingkungan kandang.
  • Secara rutin membersihkan tempat pakan, tempat minum, dan membersihkan lantai kandang dari feses dan sisa makanan yang tercecer.
  • Mendesinfeksi kandang secara rutin setelah dibersihkan, minimal sebulan sekali.
  • Menjaga isi kandang, diatur jangan sampai terlalu berdesakan /padat.
  • Memotong secara benar dan memberi antiseptik pada tali pusar- hewan ternak yang baru lahir.
  • Memberikan kolostrum paling lambat 3 jam pada ternak yang baru lahir.
  • Memberikan pakan berkwalitas dan seimbang, dengan nutrisi yang cukup serta pola pemberian pakan yang baik.
  • Pemberian obat cacing secara teratur setiap 3 bulan sekali.
  • Jangan memasukkan hewan ternak berpenyakit (ternak kuron /kurus sakit) pada kandang yang sudah bagus performancenya. Hindari memasukan ternak baru yang dibeli dari daerah yang sedang terjadi wabah penyakit.
  • Apabila harus ada ternak baru, yang beli di pasar /dari kandang peternak lain) lalukan isolasi dikandang tersendiri untuk observasi kesehatannya (karantina) selama 14 hari untuk mencegah masuknya penyakit dan beri pakan sesuai dengan pakan dari kandang asalnya, perubahan pakan harus bertahap (untuk penyesuaian).


Penanganan kasus diare

Ternak yang mengalami diare dapat dilakukan penanganan sebagai berikut:

  • Pisahkan hewan yang sakit dari hewan yang sehat pada kandang isolasi untuk dilakukan observasi dan pengobatan tersendiri.
  • Beri pakan yang sesuai dengan kondisi, umur dan peruntukannya. Pakan yang berkualitas baik, pakan yang seimbang antara pakan butiran, konsentrat dan hijauannya, seimbang antara kebutuhan energi, protein, vitamin dan mineralnya.
  • Lakukan pengobatan yang sesuai dengan penyebabnya

 

Pengobatan

Setelah dilakukan diagnosa dan penyebabnya dapat diketahui dg pasti kemudian baru dilakukan pengobatan (therapy) dengan prinsip pengobatan sebagai berikut: 1. Obati (atasi) penyebab penyakitnya; 2. Ringankan penderitaannya  dengan mengatasi gejala penyakitnya; 3. Pulihkan kondisinya.

  • Apabila penyebab sakitnya adalah bakteri dapat diberikan obat antibiotik yang tepat dengan jenis bakterinya, ringankan penderitaannya dengan mengatasi gejala penyakitnya (penurun peristaltik usus, ataupun anti toksik bila diperlukan tergantung jenis bakterinya) dan pulihkan kondisinya (pemberian infus dan vitamin bila diperlukan).
  • Apabila penyebabnya parasit sejenis cacing dapat diberikan obat cacing (antelmintika) yang sesuai, ringankan penderitaannya dengan mengatasi gejala penyakitnya (penurun peristaltik usus) dan pulihkan kondisinya (pemberian infus dan vitamin bila diperlukan).
  • Apabila diare karena protozoa seperti koksidiosis dapat diberikan antikoksidia, ringankan penderitaannya dengan mengatasi gejala penyakitnya (penurun peristaltik usus) dan pulihkan kondisinya (pemberian infus dan vitamin bila diperlukan).
  • Apabila karena infeksi virus tidak ada obat yg bisa mengatasi virusnya, maka usahakan ringankan penderitaannya dengan mengatasi gejala penyakitnya (penurun peristaltik usus) dan pulihkan kondisinya (pemberian infus dan vitamin bila diperlukan), dan atasi inveksi sekundernya dengan pemberian antibiotik yang berspektrum luas.
  • Apabila diare karena penyebab fisik (lingkungan, cuaca dll) benahi lingkungannya dan ringankan penderitaannya dengan mengatasi gejala penyakitnya (penurun peristaltik usus) dan pulihkan kondisinya (pemberian infus dan vitamin bila diperlukan).
  • Apabila diare karena penyebab kemiawi (pakan beracun, pakan basi dll) ganti pakannya yang tercemar atau basi usahakan ringankan penderitaannya dengan mengatasi gejala penyakitnya dengan memberi obat penyerap racun (karbon /arang /norit, calsium /kalek dll) dan Pulihkan kondisinya (pemberian infus dan vitamin bila diperlukan).

***Penulis drh Giyono Trisnadi, disarikan dari berbagai sumber dan dari pengalaman di lapangan. Sumber bacaan ada pada penulis

 

******

Tidak ada komentar:

PENTING UNTUK PETERNAKAN: