1. KAMBING ETAWA (JAMNAPARI)
Nama ini berasal dari
lokasi berkembang biaknya di sungai Jamna (Jamna Par) di Uttar Pradesh. Kambing
ini memiliki bentuk hidung yang khas, bahkan lebih seperti paruh burung nuri, galur
ini dikenal memiliki pertumbuhan tubuh dan produksi susu yang baik.
Penyebaran: distrik
Agra, Mathura dan Etawa di Uttar Pradesh, dan distrik Bhind, Morena di Madhya
Pradesh. Namun galur murni hanya ditemukan di sekitar 80 desa di sekitar
Batpura dan Chakar Nagar di distrik Etawa.
Jamnapari adalah salah
satu kambing terbesar di India; telah digunakan secara luas untuk meningkatkan galur
asli untuk produksi daging dan susu di India, dan telah dikembangkan di negara
lain untuk tujuan yang sama.
Gambar Kambing Etawa
Karakteristik: Berat
badan maksimal: - jantan 125 kg & - betina 90 kg, biasanya berat badan jantan
dewasa 44-45 kg and betina dewasa 35-38 kg; Panjang tubuh: - jantan 77,37 & - betina 75,15.
Hewan besar dengan warna bervariasi, karakter khas dari trah ini adalah garis
hidung yang sangat cembung, seperti burung beo. Telinganya sangat panjang,
datar dan melorot; panjang telinga: 26,79 cm. Jantan betina bertanduk; panjang
tanduk: 8,69 cm. Ekor tipis dan pendek. Pertumbuhan rambut yang tebal di
pantat, yang dikenal sebagai bulu, mengaburkan ambing ketika diamati dari
belakang. Ambing ini berkembang dengan baik, bulat, dengan puting besar yang
berbentuk kerucut.
Reproduksi: beranak
pertama umur 737 hari, interval beranak 229, persentase jumlah anak anak
tunggal 56.2 %, anak kembar 43.1 %, anak tiga 0.7 %, lama menyusui 191 hari,
produksi susu 1 – 2 liter per hari atau setara dengan 205 liter selama satu
periode laktasi (sumber: 1. Gary Pfalzbot, the Goats in India web site or email
Capra@iespana.es; dan 2. Danish Anwar -October 14, 2015 Jamunapari – All About
Jamunapari Goat Breed, https: //www.expert -market.com /jamunapari –all –about
–jamunapari –goat -breed/)
2. KAMBING PERANAKAN ETAWAH
Kambing Peranakan
Etawa(h) (PE) adalah hasil pengembangbiakan kambing etawa atau jamnapari dari
India yang telah diternakkan secara turun temurun di Indonesia sehingga merupakan
Rumpun Kambing Lokal Indonesia karena mempunyai keseragaman bentuk fisik yang
khas dibandingkan dengan kambing asli (Etawa) dan kambing lokal lainnya.
Gambar Kambing
Peranakan Etawa
Deskripsi Kambing Peranakan
Etawah Sesuai dengan Keputusan Menteri
Pertanian nomor 695/Kpts/PD.410/2/2013
kambing Peranakan Etawah (PE) adalah sebagai berikut:
Sifat kualitatif: a.
Warna bulu: kombinasi putih, hitam, dan cokelat; b. Bentuk: 1) Kepala: profil
muka cembung; 2) Telinga: panjang dan terkulai; 3) Tanduk: melengkung ke
belakang; 4) Bulu jenggot: - jantan: panjang, - betina: tidak berjenggot; 5)
Punggung: lurus, beberapa agak melengkung, dan semakin ke belakang semakin
tinggi sampai pinggul; 6) Bulu tubuh: bagian
leher dan pinggul
lebih panjang, dan pada jantan bulu lebih panjang mengurai; 7) Ekor:
pendek; c. Sifat keindukan: baik.
Sifat kuantitatif: a.
Ukuran tubuh: 1) Tinggi pundak: - jantan: 87 ± 5 cm. - betina: 75 ± 5 cm; 2)
Panjang badan: - jantan: 63 ± 5 cm. - betina: 60 ± 5 cm; 3) Lingkar dada: -
jantan: 89 ± 5 cm. - betina: 81 ± 7 cm; 4) Panjang telinga: - jantan: 30 ± 4
cm. - betina: 27 ± 3 cm; 5) Panjang bulu: - jantan: 23 ± 5 cm. - betina: 23 ± 5
cm; 6) Bobot badan: - jantan: 54 ± 5 kg. - betina: 41 ± 7 kg; b. Produksi susu:
1-3 liter /hari; c. Umur dewasa kelamin: 18 ± 5 bulan; d. Umur beranak pertama :
18 ± 0,4 bulan; e. Lama bunting : 5 ± 0,3 bulan; f. Lama berahi : 18 ± 6 jam; g.
Berahi setelah beranak: 63 ± 6 hari; h. Jumlah anak sekelahiran: 1-2 ekor.
Kambing Kaligesing
adalah kambing Perakan Etawa (PE) yang telah dikembangkan di Kecamatan
Kaligesing, kabupaten Purworejo, provinsi Jawa Tengah, kambing ini mempunya
ciri khas dan karakter khusus yang tidak
dimiliki oleh kambing dari galur lain dan mempunyai keunggulan dalam daya adaptasi,
daya produksi dan reproduksi yang tinggi, sehingga berbeda dari kambing lokal lainnya.
Oleh karena itu kambing ini ditetapkan sebagai kambing galur tersendiri yaitu Kambing Kaligesing.
Kambing ras Kaligesing sesuai
dengan keputusan Menteri Pertanian Nomor 2591/Kpts/PD.400/7/2010 adalah sebagai
berikut:
Karakteristik Kambing
Kaligesing: a. Postur tubuh: besar, tegap dan kokoh; b. Warna bulu: kombinasi
putih-hitam atau putih-coklat; c. Kepala: tegak, profil melengkung /muka
cembung; d. Tanduk: kecil melengkung mengarah ke belakang; e. Telinga: lebar,
panjang, menggantung dan ujungnya melipat; f. Ekor: pendek dan mengarah ke atas
/ke belakang.
g. Kaki belakang: berbulu
lebat dan panjang (gembol).
Sifat Kuantitatif
kambing Kaligesing: a. kesuburan induk: 74 – 75%; b. angka kelahiran: 40 – 85%;
c. persentase karkas: 40 – 53%; d. kadar lemak daging: 2 – 7%; e.
kemampuan hidup hingga dewasa: 80 – 82%; f. produksi susu: 0,5 – 3,0
liter /hari.
Sifat Kualitatif: a. kemampuan menghasilkan anak lebih dari satu: baik;
b. daya adaptasi terhadap lingkungan: baik;
c. daya adaptasi terhadap cekaman panas:
baik; d. kemampuan mencerna pakan berserat tinggi: baik
Sifat Reproduksi: a. umur
berahi pertama: 294 – 304 hari; b. lama bunting: 149 – 154 hari; c. umur beranak pertama: 348 – 443 hari; d. jarak
beranak (Kidding Interval): 221 – 253 hari; e. jumlah anak sekelahiran (litter
size): 1,20 – 1,50; f. angka kebuntingan: 81 – 91%.
Penulis: drh Giyono Trisnadi
(Sumber: 1. Anonymous. kepmentan no. 2591/Kpts /PD.400 /7/2010. Kambing Kaligesing;
2. Anonymous. Kepmentan no. 695/Kpts /PD.410 /2/2013. Kambing Peranakan Etawah;
3. Gary Pfalzbot, the Goats in India web site or email Capra@iespana.es; dan 4.
Danish Anwar -October 14, 2015 Jamunapari – All About Jamunapari Goat Breed, https:
//www.expert -market.com /jamunapari –all –about –jamunapari –goat -breed/).
******
Tidak ada komentar:
Posting Komentar