FAKTA, Penyakit kulit adalah kelainan kulit yang diakibat oleh jamur, bakteri, virus, parasit (SCABIES, DEMODEX) maupun kekurangan mineral tertentu (DEFFISIENSI ZINC) yang dapat menyerang semua jenis hewan. Penyakit kulit bisa mengenai semua bagian tubuh atau hanya bagian tubuh tertentu dan bisa mempengaruhi kesehatan hewan secara keseluruhan bila tidak ditangani dengan serius. Efek penyakit kulit, mengakibatkan hewan gelisah, malas makan dan menurunkan berat badan. Secara ekonomi, menurunkan nilai jual hewan /ternak karena Performancenya menjadi tidak menarik
1. SCABIES
FAKTA,
Scabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh tungau dari genus
sarcoptes scabei, menyerang semua hewan mamalia dan juga manusia. Sarcoptes
scabei menginfeksi hewan dengan menembus kulit, menghisap cairan limfe dan juga
memakan sel-sel epidermis pada hewan. Penularan melalui kontak langsung antara
hewan sehat dengan penderita. Penyakit Scabies telah tersebar luas di seluruh
Indonesia. Sanitasi yang jelek, pakan kurang dengan kwalitas rendah, kandang
berdesakan membuat penyakit scabies berkembang biak.
SIFAT PARASIT SCABIES,
Pada semua hewan morfologinya Sarcoptes scabei adalah sama, hanya
berbeda dalam kesanggupannya memanfaatkan inang yang berlainan sehingga timbul
nama yang khas untuk masing masing jenis. Seluruh siklus hidup Sarcoptes scabei
berlangsung pada tubuh inangnya selama 8-12 hari, yang terdiri dari telur,
larva, nimfa dan dewasa. Parasit ini peka terhadap keadaan lingkungan, diluar
inang pada kondisi kering hanya bisa bertahan hidup selama 2-3 minggu.
Prevalensi scabies akan meningkat di musim hujan, Peternakan dengan isi kandang
yang padat dan berdesakan mempercepat berkembangnya Scabies.
GEJALA SCABIES,
Secara klinis hewan yang terinfestasi Scabies scabei akan menunjukkan
gejala sebagai berikut:
ü
Ditandai radang pada kulit dengan disertai
keropeng dan bulu rontok pada daerah yang terserang penyakit.
ü
Pada kambing menyebabkan kerusakan pada kulit
terutama di daerah muka dan telinga. Dalam keadaan yang parah seluruh bagian
tubuh dapat terserang. Penyakit ini lebih banyak dijumpai pada kambing
dibandingkan pada domba
ü
Hewan selalu mengaruk, mencakar dan menggosok
gosokan badannya pada dinding kandang pagar, pohon dan benda lain atau
menggigit bagian tubuh yang gatal gatal.
ü
Hewan lesu, tidak ada nafsu makan, kulit tampak
menebal berkerak, turgor kulit jelek, kurus.
Sumber: semanticscholar.org
PENGOBATAN SCABIES,
Pengobatan tidak hanya untuk membunuh tungau saja, tetapi juga untuk
mencegah terjadinya infeksi sekunder. Obat yang dapat dipakai antara lain
Benzoas Bensilikus 10 % dioleskan, BHC (benzena hexa chloride) 0,05 %, Coumaphos (asuntol) 0,05-0,1 % dengan cara
disemprotkan atau merendam pada seluruh badan, Coumaphos salep 1-2 %. Atau
berikan akarisida sistemik misalnya ivermectin dengan dosis 1 ml /50 kg bb sub
kutan.
PENCEGAHAN TERHADAP SCABIES,
Hindari terjadinya kontak antara hewan sehat dengan hewan sakit
(isolasi), serta menjaga kebersihan kandang dan lingkungan dan Beri pakan yang
cukup dengan kwalitas yang baik.
2. DEMODEKOSIS
FAKTA DEMODEX,
Demodecosis adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh tungau dari
genus Demodex, menyerang anjing, kucing, sapi, kambing, domba, babi, kuda dan
berbagai hewan kecuali unggas. Tungau Demodex sp hidup dalam folikel rambut dan
kelenjar sebaseus dengan memakan sebum, serta debris epidermis. Penularan
melalui kontak langsung antara hewan sehat dengan penderita. Penyakit
Demodekosis telah tersebar luas di seluruh Indonesia. Demodekosis dikenal juga
dengan nama Buduk, Kudis, Red mange, Follicular mange, or Puppy mange.
SIFAT DEMODEX,
Perbedaan morfologi tungau yang berasal dari satu inang dan inang
lainnya sulit dibedakan walaupun disebutkan sebagai spesies yang berbeda. Seluruh
siklus hidup demodec sp berlangsung pada tubuh inangnya selama 20-35 hari, yang
terdiri dari telur, larva, nimfa dan dewasa di dalam folikel rambut atau
kelenjar keringat. Waktu yang diperlukan sejak dari telur sampai menjadi dewasa
adalah antara 11-16 hari. Memiliki daya tahan hidup yang sangat baik, bahkan
diluar inang dengan kondisi lingkungan yang lembab dilaporkan mampu bertahan
hidup selama berhari-hari. Dapat hidup selama 21 hari dalam potongan rambut
/bulu pada kondisi basah dan dingin, sedangkan pada kondisi normal tungau
betina dapat hidup sekitar 40 hari.
GEJALA DEMODEKOSIS,
ü
Kulit mengalami alopecia /kebotakan (rontok
bulu), kemerahan, di sekitar mata, telinga, kaki, leher dan kulit mejadi
berkerak.
ü
Pada tahap lanjut demodecosis menyebar ke
seluruh tubuh disertai dengan peradangan dan infeksi sekunder oleh bakteri.
Lapisan kulit yang terinfeksi terasa lebih berminyak saat disentuh.
ü
Ada 2 (dua) bentuk gejala demodekosis yaitu
bentuk squamous (bersisik) dan bentuk pustular (benjolan).
ü
Hewan selalu mengaruk dan menggosok gosokan
badannya pada dinding kandang pagar dan benda lain atau menggigit bagian tubuh
yang gatal.
Sumber: vetlexicon.comgetmedia
PENGOBATAN DEMODECOSIS,
Pengobatan tidak hanya untuk membunuh tungau saja, tetapi juga untuk
mencegah terjadinya infeksi sekunder. Obat yang dapat dipakai antara lain
Benzoas Bensilikus 10 % dioleskan pada bagian kulit yang luka, BHC (benzena
hexa chloride) 0,05 %, Coumaphos (asutol) 0,05-0,1 % dengan cara disemprotkan
atau merendam pada seluruh badan, Coumaphos salep 1-2 %. Atau berikan akarisida
sistemik misalnya ivermectin dengan dosis 1 ml /50 kg bb sub kutan + obat kulit
yang mengandung Sulfur (S)
PENCEGAHAN DEMODEKOSIS,
Hindari terjadinya kontak antara hewan sehat dengan hewan sakit
(isolasi), serta menjaga kebersihan kandang dan lingkungan.
3. DEFISIENSI MINERAL (ZINC)
FAKTA MINERAL Zn,
Seng bekerja sebagai faktor pendamping di sekitar 300 enzim yang
terlibat dalam sintesis protein, metabolisme karbohidrat, dan reaksi biokimia
lainnya. Sangat penting untuk perkembangan sel, jaringan tulang, tulang rawan
dan kuku yang sehat. Defisiensi Zn, cepat mempengaruhi fungsi kekebalan tubuh.
Mirip dengan kobalt, ruminansia kapasitasnya sangat kecil untuk menyimpan Zn. Domba yang sedang tumbuh butuh ~30 ppm Zn dalam pakan (bahan
kering). Defisiensi seng klasik (parakeratosis) lebih sering terjadi pada
kambing, tetapi kadang juga pada domba terutama jika diberi pakan dengan dengan
kalsium tinggi dalam jumlah yang berlebihan (kacang-kacangan). Secara praktis, domba perlu Zn sekitar 35 mg per Kg DMI
(Dry Matter Intake).
GEJALA DEFESIENSI Zn,
Secara klinis gejala Defisiensi Zn adalah sebagai berikut:
ü
Rambut rontok dan bisa menjadi botak. Biasanya
di sekitar kepala, leher, panggul, perut bagian bawah & kaki.
ü
Rambut menjadi rapuh, lurus, tipis, kusam &
mudah ditarik keluar dari kulit.
ü
Nafsu makan yang buruk, hewan ternak kadang mau
makan dan sering menggigit bulu ternak lain, dinding maupun pagar.
ü
Parakeratosis, dimana kulit menjadi kering,
bersisik dan menebal.
ü
Pertumbuhan kuku yang tidak normal, persendian
yang kaku, dan ketimpangan. Berdiri tidak normal, punggung melengkung
ü
Air liur kadang berlebihan.
ü
Berkurangnya libido pada hewan jantan, testis
kecil dan jumlah sperma rendah.
PENGOBATAN DEFESIENSI Zn,
Obat, Injeksi Multimineral yang mengandung Zinc (Zn) karena biasanya kekurangan mineral tidak berlangsung tunggal (kekurangan mineral lainya), atau bila memungkinkan (tidak akut) cukup diberi mineral melalui pakan /lebih aman.
Semarang Juni 2023 Penulis drh Giyono Trisnadi, DHK Ahli
Madya
Sumber, Disarikan dari berbagai sumber: angoras.co.za, bimeda.co.uk, lakescot.co.uk,
merckvetmanual.com, pietklinik.com, semanticscholar.org, triftyhomesteader.com,
vetlexicon.comgetmedia, wiki.isikhnas.com, wikipedia.org dan pengalaman penulis
di lapangan.
******
Tidak ada komentar:
Posting Komentar