Di peternakan hewan seperti sapi, domba dan kambing (ruminansia) dicukupi kebutuhan hidup dan pertumbuhan tubuhnya dengan hijauan, pakan butiran, konsentrat, premix dan bahkan mungkin saja hormon. Dia alam hewan ruminansia menggunakan hijauan (rumput dan daun pepohonan) sebagai makanan dalam kehidupannya, dari kebutuhan energi, protein, vitamin dan bermacam macam mineral sudah tercukupi semuanya atau herbifora.
Kalau diperhatikan cara hewan ruminansia makan di alam tidak hanya daun atau rumput hijau saja yang dimakan tetapi kadang2 hewan ini memakan daun kering, ranting bahkan akar bersama tanah disela dia makan rumput atau daun. Ini mengindikasikan bahwa ruminansia di alam secara instink yang digerakkan secarea reflek akan mencukupi kebutuhan nutrisi dalam tubuhnya secara sendirinya.
Kebutuhan pakan ternak ruminansia ini karena komponen terbanyak adalah hijauan (rumput) yang banyak tersedia di musim hujan maka pada saat musim kemarau banyak peternak yang kekurangan hijauan karena kekurangan lahan untuk penanaman rumpu maupun kesalahan menejemen pengelolaan bank pakan.
Pohon pisang sebagai tanaman yang bisa bertahan dimusim kemarau oleh sebagaian peternak diilirik untuk digunakan sebagai alternatif pakan untuk mengatasi kekurangan pakan di musim kemarau. Bahkan para peternak ini meyakini pakan ini bagus banget bila diproses menggunakan teknik tertentu.
Pohon pisang
Pohon atau tanaman pisang diambil manfaatnya dari buah dan daunnya. Pisang adalah nama umum yang diberikan pada tumbuhan berukuran besar dengan daun memanjang dan besar yang tumbuh langsung dari bagian tangkai. Batang pisang bersifat lunak karena terbentuk dari lapisan pelepah yang lunak dan panjang. Batang yang agak keras berada di bagian permukaan tanah. Pisang memiliki daun bertnagkai yang berpencar dan mudah robek dengan bagian batang yang meruncing. Tangkai pisang menghasilkan bunga dalam jumlah yang banyak. Bagian bunga pada pisang akan membentuk buah yang disebut sisir. Buah pisang berkelompok dalam satu bunga majemuk dengan ukuran yang semakin ke bawah semakin mengecil
Kandungan nutrisi
Kandungan nutrisi batang pisang 87,7 %, kandungan unsur hara kering (BK), abu 25,12 %, lemak kasar (LK) 14,23 %, serat kasar (SK) 29,40 %, protein kasar (PK) 3,01 % dan ekstrak tanpa nitrogen (BETN) 28,24%, dan meliliki kandungan Selulose 63 – 64 %, hemiselulose 20 %, lignin 5 %.
Dilihat dari kandunan nutrisinya, dibanding dengan bahan pakan ternak lain gedebok pisang termasuk bahan pakan yang bernutrisi kwalitas rendah, karena kandungan proteinnya rendah dan serat kasarnya tinggi. Apalagi bila dibandingkan dengan nutrisi rumput Odot misalnya. Kandungan nutrisi pada rumput odot antara lain, kadar lemak daun 2,72%, kadar lemak daun 0,91, protein daun 14,35%, protein batang 8.1 %, TDN (Total nutrisi yang dicerna) pada daun 72,68 %, TDN (Total nutrisi yang dicerna) batang 62,56%, dan protein kasarnya 14 %.
Pemanfaatan
Semua tetumbuhan pada
dasarnya bisa digunakan sebagai pakan ternak apalagi seperti gedebok pisang ini
yang tersedia disemua musim. Tetapi dengan kondisi nutrisi gedebok pisang seperti
ini, pemberian secara tunggal untuk pakan ternak gedebok pisang ini sebenarnya
kurang bagus. Pemberian gedebok pisang secara tunggal sebagai pakan sapi domba
kambing akan menimbulkan kekurusan (gizi buruk), kemungkinan bisa terjadi rumen
sarat, konstipasi (sulit berak), diare atau mencret.. Namun demikian dengan teknik
fermentasi pada gedebok pisang akan meningkatkan kecernaannya dan meningkatkan
nutrisinya. Dengan catatan harus ditambah dengan bahan bahan lain yang
berkwalitas dan cara fermentasi yang benar. Teknik fermentasi yang salah akan
menghasilkan pakan yang berbahaya bagi ternak itu sendiri. Beberapa kasus sapi
diare, kembung dll karena mengkonsumsi pakan yang salah dalam pengolahannya (fermentasi, silase, amoniasi dll).
Penulis: drh Giyono Trisnadi, disarikan dari berbagai sumber dan pengalaman pribadi di lapangan
******
Tidak ada komentar:
Posting Komentar