DIAGNOSA PADA PEMERIKSAAN KESEHATAN HEWAN

Diagnosis atau Diagnosa adalah langkah yang penting dalam pemeriksaan kesehatan hewan. Langkah untuk mendiagnosa di dahului dengan beberapa langkah pemeriksaan pada hewan. Selain itu juga diperlukan cara tertentu dalam menangani (menghandle /handling) hewan agar dapat diperiksa dengan baik, agar di dapat diagnose yang tepat.

Diagnosa yang tepat adalah bagian yang sangat penting dalam melakukan pengobatan (pelayanan kesehatan hewan). Namun pengobatan memerlukan biaya mahal, oleh karena itu prinsip mencegah lebih baik dari pada mengobati di dunia peternakan /pemeliharaan hewan harus selalu diutamakan, karena keberhasilan suatu peternakan sangat dipengaruhi oleh status kesehatan hewan – hewan ternaknya.

Namun apabila hewan /ternak sudah terkena penyakit, yang diperlukan adalah penanganan secepatnya terhadap hewan /ternak tersebut agar tidak menjadi lebih parah ataupun agar penyakit tidak menyebar (apabila ini adalah penyakit menular) dan agar kerugian dalam suatu peternakan tidak berkelanjutan, oleh karena itu sangat diperlukan suatu diagnosa yang cepat dan tepat agar pengobatan yang dilakukan efektif pada sasaran.

Defisnisi
Diagnosa adalah penentuan jenis penyakit yang dihasilkan dari pengumpulan data informasi kesehatan hewan dengan proses dan teknik pemeriksaan /dan atau dengan alat tertentu. Untuk mendiagnosa diperlukan penguasaan terhadap ilmu anatomi, fisiologi, patologi dan tingkah laku hewan. Proses (urutan) dalam mendiagnosa harus dengan metode yang benar (metodik) dan dalam melakukan pemeriksaan hendaknya dilakukan dengan pendekatan yang benar dan hati-hati terhadap hewan sehingga tidak mengubah data kesehatan individu hewan yang sebenarnya (lakukan pemeriksaan secara sistematis).

Teknik mendiagnosa terdiri atas:
1. Anamnesa.
2. Pemeriksaan Fisik (Pemeriksaan Status Praesen dan Pemeriksaan Klinis).
3. Pemeriksaan Laboratorik.

1. ANAMNESA
Anamnesa adalah upaya mencari tahu dengan bertanya kepada klien /pemilik hewan, mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan penyakit yang diderita oleh pasien /hewan yang diperiksa (sejarah hewan sebelum sakit, dan keadaan hewan pada saat sakit dll).

2. PEMERIKSAAN FISIK
Tehnik pemeriksaan fisik
Teknik /cara melakukan pemeriksaan fisik hewan meliputi: 1. Inspeksi. Adalah memeriksa dengan cara mengamati atau melihat; 2. Palpasi. Adalah memeriksa pasien dengan cara meraba untuk mengetahui adanya benjolan-benjolan ataupun kebengkaan abnormal dari suatu organ (kelenjar lymfe) bisa juga untuk memperkirakan suhu pasien; 3. Perkusi. Adalah pemeriksaan dengan memukul baik dengan jari maupun dengan alat perkusi hummer. Ini dilakukan untuk mengetahui kepekaan /kenyaringan suara yang dihasilkan dari hasil pukulan yang kita lakukan terhadap organ mengenai ketebalan ataupun isi dari suatu organ yang kita maksud dalam pemeriksaan (ada perbedaan suara yang ditimbulkan). 4. Auskultasi. Adalah memeriksa dengan alat pendengaran (stetoskop) untuk mendengarkan normal atau tidaknya suara yang ada yang ditimbulkan oleh aktifitas fisiologis organ  (suara nafas, detak jantung, peristaltik usus, gerak rumen dll) 5.Membau. adalah memeriksa dengan membau /penciuman. Bau adalah merupakan hal penting dalam pemeriksaan karena ada beberapa penyakit  yang dapat diketahui dari baunya yang khas seperti distemper ataupun parvo.  Ada pula beberapa penyakit lain karena baunya, seperti: otitis ekstera, nekrose mulut, karies gigi, radang saluran pernafasan dll.

2.a. Pemeriksaan Status Praesen
Pemeriksaan Status Praesen adalah pemeriksaan fisik dengan ruang lingkup pemeriksaan terhadap keadaan umum hewan: Sikap Berdiri, Turgor Kulit, Selaput Lendir Mata, Cermin Hidung, Kondisi Bulu dan Kulit, Suhu Tubuh berapa derajad celcius, Frekuensi Nafas setiap menit, Frekuensi Pulsus setiap menit dan jumlah Gerak Rumen setiap 5 menit.

Data fisiologi Hewan (Frekwensi nafas, Pulsus, Suhu, Gerak rumen)
No
Hewan
Nafas/mnt
Pulsus/mnt
Suhu ÂșC
Grk Rumen /5mnt
1
Sapi
24 - 42
54 - 84
37,6 - 39,0
5 - 10
2
Kuda
14 - 48
36 - 48
37,0 - 39,5

3
Kerbau
24 - 49
64 - 80
37,6 - 39,0
5 - 8
4
Domba
26 - 32
63 - 90
38,0 - 39,0
5 - 10
5
Kambing
26 - 54
70 - 104
38,0 - 39,9
5 - 10
6
Babi
30 - 54
72 - 104
37,8 - 39,0

7
Anjing
24 - 42
76 - 148
37,6 - 39,0

8
Kucing
26 - 48
92 - 130
37,5 - 39,0

9
Ayam
18 - 78
150 - 200
40,3 - 45,0

10
Itik
18 - 72
126 - 200
40,0 - 42,4

11
Kelinci
36 - 60

39,4

12
Orangutan
36 - 40
80 - 120
36,0 - 38,0









2.b. Pemeriksaan Klinis
Pemeriksaan Klinis adalah pemeriksaan fisik dengan ruang lingkup pemeriksaan terhadap keadaan khusus hewan (kelainan organ) meliputi: Selaput Lendir (hidung, mulut, dll), Alat Gerak, Saluran Pernafasan, Saluran Pencernaan, Saluran Genital /Perkencingan.

Contoh Bentuk Kartu Pemeriksaan Kesehatan Hewan:

KARTU PEMERIKSAAN KESEHATAN HEWAN
No.

IDENTITAS
Nama Hewan
:
No eartag
:
Nama Pemilik
(Klien)
:
Alamat
:
Tempat Pemeriksaan
:
Asal (nomor kandang)
:
Hari - Tanggal Pemeriksaan

:
SIGNALEMENT
Jenis Hewan  
:
Jenis Kelamin
jantan
 betina
Warana bulu dan kulit
:
Berat badan
:          kg
ANAMNESA
Contoh:          
Apakah hewan ini pernah sakit?
Apakah ada hasil pemeriksaan terdahulu? Hasil lab?
Dulu diobati dengan apa?
Berapa Jumlah kematian dlm populasilasi?   
Kapan nafsu makan turun? 
Kapan gejala terlihat?          
Dll pertanyaan:

PEMERIKSAAN STATUS PRAESENS
Sikap berdiri
tegak /simetris
□ pincang /asimtris
□ ambruk
Turgor kulit
kembali cepat
lambat     
□ tidak ada
Selaput lendir mata
□ merah      
□ merah muda
□ pucat
Cermin hidung
□ basah
□ kering

Kondisi bulu dan kulit     
mengkilat 
□ kusam

Suhu tubuh
:              ˚C

Frekuensi nafas
:           /mnt

Frekuensi pulsus
:           /mnt

Gerak rumen 
:        /5 mnt

PEMERIKSAAN KLINIS
Selaput Lendir (hidung, mulut, dll)

Alat gerak /locomotor
:
Saluran Pernafasan
:
Saluran Pencernaan
:
Saluran Genital /Perkencingan

Waktu dan Paramedik Pemeriksa
Jakarta, tanggal bulan tahun

ttd

Nama Paramedik
DIAGNOSA
:
PROGNOSA
:
TERAPHY
:
Waktu dan Dokter hewan Pemeriksa
Jakarta, tanggal bulan tahun

ttd

Nama dokter hewan

3. PEMERIKSAAN LABORATORIK
Pemeriksaan laboratorik adalah upaya untuk membantu menegakkan diagnosa dengan cara melakukan Pemeriksaan laboratorium berdasarkan test agen penyebab penyakit (bakteri, virus, jamur, parasit) /dan atau berdasarkan perubahan pada tubuh hewan yang ditimbulkan oleh agen penyebab penyakit (seperti: pemeriksaan darah lengkap, foto rongent dll).

4. BAHAN UJI (CEPAT) LABORATORIUM
Bahan uji (Reagen) Cepat /Rapid test Uji Laboratorium Produksi Perusahaan (tersedia di Pasaran):

1. Antigen Brucella Rose Bengal: Sediaan suspensi, Merupakan suspensi kumen Brucella strain 1119 yang diwarnai dengan pewarna rose bengal, konsentrasi kuman 8 % pada buffer dengan pH 3,65. Untuk uji aglutinasi cepat terhadap serum maupun plasma dan merupakan screening test untuk mendiagnosa Brucella (RBT= Rose Bengal Test). Kemasan vial 9 ml. Produksi Pusat Veterinaria Farma.

2. Antigen Brucella SAT: Sediaan suspensi, merupakan suspensi Brucella strain 99 dalam larutan phenol saline, untuk uji aglutinasi tabung (SAT= Serum Aglutination Test) sebagai lanjutan dari screening test terhadap Brucella dengan RBT. Kemasan 100 ml. Produksi Pusat Veterinaria Farma.

3. Antigen Brucella Milk Ring Test (MRT), suspensi kumen Brucella abortus strain 99 yang telah diinaktifasi dengan garam faali dan diformulasi dengan larutan cat haemotoxylin. Untuk diagnosa Brucella dengan uji cincin presipitasi pada air susu. Kemasan botol 9 ml. Produksi Pusat Veterinaria Farma.

4. Antigen fasciola: Suspensi cacing hati dalam larutan garam faali dan merthiolate. Untuk mendiagnosa adanya cacing hati pada sapi maupun kerbau. Sediaan dalam vial 5 ml. Produksi Pusat Veterinaria farma.

5. Antigen Mycoplasma: Suspensi Mycoplasma Gallisepticum strain S6 yang diwarnai dengan krital violet, untuk screening test / mendiagnosa penyakit Chronic Respiratory Disease (CRD).  Kemasan 10 ml. Produksi Pusat Veterinaria Varma.

6. Antigen ND: Bentuk kering beku. Untuk mengukur titer anti bodi terhadap penyakit ND dengan cara uji hambatan aglutinasi (HI test). Kemasan vial 2 ml. Produksi Pusat Veterinaria Farma.

7. Antigen Pullorum (Polyvalent): Suspensi kuman Salmonella pullorum yang diwarnai dengan kristal violet, untuk mendiagnosa penyakit pullorum. Kemasan botol 10 ml. Produksi Veterinaria Farma.

8. Nobilis MG Antigen: Bentuk Cair mengandung suspensi antigen in aktif Mycoplasma Gallisepticum strain S6 2 %, pelarut mengandung formalin 0,1 %, Neomycin sulphate 1 gr/100 ml, untuk mendeteksi mycoplasma gallisepticum pada ayam dan kalkun. Kemasan vial 10 ml. Produksi Intervet International B. V. Belanda / Intervet Indonesia.

9. Nobilis MS Antigen: Bentuk Cair mengandung suspensi antigen in aktif Mycoplasma synoviae strain WVU-1853 (A.T.C.C.), pelarut mengandung formalin 0,1 %, Neomycin sulphate 1 gr/100 ml, untuk mendeteksi mycoplasma synoviae pada ayam dan kalkun. Kemasan vial 10 ml. Produksi Intervet International B. V. Belanda / Intervet Indonesia.

***Penulis Drh. Giyono Trisnadi – dari berbagai sumber.

PENTING UNTUK PETERNAKAN: